Apabila hati manusia telah buta,
Atau jika hati manusia telah mati,
Perasaannya yang positif sudah tidak ada lagi,
Kasih sayangnya hilang, rasa simpatinya gersang,
Bertimbang rasa sesama manusia lenyap sama sekali,
Belas kasihannya tercabut sama sekali dari jiwanya,
Maaf-bermaafan tidak akan berlaku sesama manusia,
Di waktu itu hatinya kejam, jiwanya keras,
Kalau dia menzalim atau menganiaya manusia,
terhibur hatinya,
Kalau dia disinggung orang, sangat berdendam,
Jika orang mendapat kesusahan gembira hatinya,
Puas hatinya melihat orang di dalam penderitaan,
Dia jadi orang pemarah, emosional dan pemberang,
Jangan ada orang yang mencabarnya, dia tidak sabar,
Dia akan bertindak balas kepada orang itu,
Kalau mendapat pangkat, kekayaan,
sombongnya terserlah,
Jika mendapat kesusahan atau ujian,
aduh, sungguh derita jiwanya,
Sentiasa sahaja keluh-kesah, resah dan gelisah,
Marah-marah pun tiba hingga sikap tidak normal lagi,
Pantang diberi ingatan dan nasihat,
Payah mahu menerima bahkan dia tersinggung,
Sakit hati pun membara kepada orang itu,
Begitulah jika hati manusia sudah buta,
Atau kalau jiwa manusia telah mati,
Oleh itu hati kenalah jaga,
Jangan biarkan ia buta atau mati.
Saturday, October 23, 2010
Monday, October 18, 2010
Amalan Lahir (Syariat) dan Amalan Batin (Hakikat)
SYARIAT ialah amalan-amalan lahir yang diperintahkan kepada umat Islam baik itu yang wajib atau mubah kedudukannya.
Syariat lahir terbagi dua:
1. Hablumminallah
2. Hablumminannas
Hablumminallah ialah amalan-amalan yang termasuk persoalan ibadah. Contohnya solat, puasa, zakat, haji, baca Quran, doa, zikir, tahlil, selawat dan lain-lain.
Hablumminannas ialah amalan-amalan lahir kita yang termasuk dalam bidang-bidang muamalat (kerja-kerja yang ada hubungkait dengan masyarakat), munakahat (persoalan kekeluargaan) dan kriminal serta tarbiah Islamiah, soal-soal siasah, fisabilillah, jihad dan persoalan alam sejagat.
HAKIKAT ialah amalan batin yang diperintahkan ataupun yang dilarang oleh Allah SWT kepada umat Islam. Amalan yang diperintahkan dikenali sebagai sifat “mahmudah” (sifat-sifat terpuji) dan yang dilarang ialah sifat “mazmumah” (sifat-sifat terkeji).
Hakikat juga terbagi dua:
1. Berakhlak dengan Allah
2. Berakhlak dengan manusia
Antara bentuk-bentuk akhlak dengan Allah ialah:
* Mengenal Allah dengan yakin;
* Merasa kehebatan Allah;
* Merasa ngeri dengan Neraka Allah;
* Merasa senantiasa diawasi oleh Allah;
* Merasa hina diri dan malu dengan Allah;
* Meredhai setiap takdir dan ketentuan Allah;
* Sabar di atas sebarang ujian Allah;
* Mensyukuri nikmat-nikmat pemberian Allah;
* Mencintai Allah;
* Merasa takut pada Allah atas kecuaian dan dosa-dosa kita;
* Tawakal kepada Allah;
* Merasa harap pada rahmat Allah;
* Rindu pada Allah;
* senantiasa mengingati Allah;
* Rindu pada syurga Allah karena ingin bertemu dengan-Nya.
Bentuk-bentuk akhlak kepada manusia:
* Mengasihinya sebagaimana kita mengasihi diri kita sendiri;
* Merasa gembira di atas kegembiraannya dan tumpang berdukacita karena kedukacitaannya;
* Menginginkan kebahagiaan untuknya disamping berharap agar kecelakaan menjauhinya;
* Benci pada kejahatannya tetapi kasihan pada dirinya hingga timbul perasaan untuk menasihatinya;
* Pemurah padanya;
* Bertolak ansur dengannya;
* Mengenang jasanya dan berusaha membalasinya karena Allah;
* Memaafkan kesalahannya dan sanggup meminta maaf atas kesalahan padanya;
* Kebaikannya disanjung dan diikut, kejahatannya dinasihati dan dirahsiakan.
* Lapang dada berdepan dengan ragam manusia;
* Baik sangka terhadap orang Islam;
* Tawadhuk dengan manusia.
Kedua syariat dan hakikat adalah perkara-perkara yang sangat penting untuk membentuk peribadi yang benar-benar bertaqwa dan terlepas dari sifat-sifat nifaq. Kita wajib mengamalkan kedua-duanya serentak dan seiring. Namun adalah diakui bahwa bukanlah mudah bagi kita untuk mengamalkannya.
Allah SWT menjelaskan ini dengan firman-Nya dalam surah Al Baqarah:
Terjemahannya:
Mintalah bantuan dalam urusanmu dengan sabar dan solat. Dan sesungguhnya yang demikian itu adalah sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk yaitu orang-orangb yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa kepada-Nyalah mereka akan kembali (Al Baqarah : 45)
Allah SWT mengatakan untuk menjadi orang yang sabar itu susah dan untuk menjadi orang-orang yang tetap bersembahyang itu juga susah. Maknanya kedua-dua amalan lahir dan batin itu memang susah untuk diamalkan. Tetapi ia jadi mudah dan senang bila kita dapat memiliki sesuatu yang lebih penting dari keduanya yaitu rasa khusyuk dengan Allah (rasa diawasi Allah setiap masa), yakni yakin akan pertemuan dan pengembalian diri ke hadrat Allah SWT di akhirat nanti.
Dari situ fahamlah kita bahwa antara kedua-dua amalan lahir dan batin, yang mesti diberatkan dan didahulukan pada diri kita ialah amalan batin. Kita usaha dapatkan dulu rasa khusyuk atau yakin akan kewujudan Allah serta pertemuan kembali kita dengan-Nya di satu hari nanti. Kemudian nanti, barulah kita akan ada kekuatan untuk mengamalkan syariat dan hakikat.
Tanpa rasa khusyuk itu, kita tidak akan dapat mengalahkan hawa nafsu dan syaitan yang senantiasa bersungguh-sungguh mengajak kita menderhakai Allah.
Inilah panduan kita untuk memperjuangkan Islam dalam diri manusia. Apa yang mesti didahulukan ialah berusaha supaya hatinya berubah, dari hati yang tidak kenal Allah kepada hati yang khusyuk dan cinta kepada Allah. Dari hati yang lalai kepada hati yang senantiasa ingatkan Allah. Bila hati sudah cinta Allah akan ringanlah manusia itu menerima dan mengamalkan syariat Allah lahir dan batin.
Syariat lahir terbagi dua:
1. Hablumminallah
2. Hablumminannas
Hablumminallah ialah amalan-amalan yang termasuk persoalan ibadah. Contohnya solat, puasa, zakat, haji, baca Quran, doa, zikir, tahlil, selawat dan lain-lain.
Hablumminannas ialah amalan-amalan lahir kita yang termasuk dalam bidang-bidang muamalat (kerja-kerja yang ada hubungkait dengan masyarakat), munakahat (persoalan kekeluargaan) dan kriminal serta tarbiah Islamiah, soal-soal siasah, fisabilillah, jihad dan persoalan alam sejagat.
HAKIKAT ialah amalan batin yang diperintahkan ataupun yang dilarang oleh Allah SWT kepada umat Islam. Amalan yang diperintahkan dikenali sebagai sifat “mahmudah” (sifat-sifat terpuji) dan yang dilarang ialah sifat “mazmumah” (sifat-sifat terkeji).
Hakikat juga terbagi dua:
1. Berakhlak dengan Allah
2. Berakhlak dengan manusia
Antara bentuk-bentuk akhlak dengan Allah ialah:
* Mengenal Allah dengan yakin;
* Merasa kehebatan Allah;
* Merasa ngeri dengan Neraka Allah;
* Merasa senantiasa diawasi oleh Allah;
* Merasa hina diri dan malu dengan Allah;
* Meredhai setiap takdir dan ketentuan Allah;
* Sabar di atas sebarang ujian Allah;
* Mensyukuri nikmat-nikmat pemberian Allah;
* Mencintai Allah;
* Merasa takut pada Allah atas kecuaian dan dosa-dosa kita;
* Tawakal kepada Allah;
* Merasa harap pada rahmat Allah;
* Rindu pada Allah;
* senantiasa mengingati Allah;
* Rindu pada syurga Allah karena ingin bertemu dengan-Nya.
Bentuk-bentuk akhlak kepada manusia:
* Mengasihinya sebagaimana kita mengasihi diri kita sendiri;
* Merasa gembira di atas kegembiraannya dan tumpang berdukacita karena kedukacitaannya;
* Menginginkan kebahagiaan untuknya disamping berharap agar kecelakaan menjauhinya;
* Benci pada kejahatannya tetapi kasihan pada dirinya hingga timbul perasaan untuk menasihatinya;
* Pemurah padanya;
* Bertolak ansur dengannya;
* Mengenang jasanya dan berusaha membalasinya karena Allah;
* Memaafkan kesalahannya dan sanggup meminta maaf atas kesalahan padanya;
* Kebaikannya disanjung dan diikut, kejahatannya dinasihati dan dirahsiakan.
* Lapang dada berdepan dengan ragam manusia;
* Baik sangka terhadap orang Islam;
* Tawadhuk dengan manusia.
Kedua syariat dan hakikat adalah perkara-perkara yang sangat penting untuk membentuk peribadi yang benar-benar bertaqwa dan terlepas dari sifat-sifat nifaq. Kita wajib mengamalkan kedua-duanya serentak dan seiring. Namun adalah diakui bahwa bukanlah mudah bagi kita untuk mengamalkannya.
Allah SWT menjelaskan ini dengan firman-Nya dalam surah Al Baqarah:
Terjemahannya:
Mintalah bantuan dalam urusanmu dengan sabar dan solat. Dan sesungguhnya yang demikian itu adalah sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk yaitu orang-orangb yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa kepada-Nyalah mereka akan kembali (Al Baqarah : 45)
Allah SWT mengatakan untuk menjadi orang yang sabar itu susah dan untuk menjadi orang-orang yang tetap bersembahyang itu juga susah. Maknanya kedua-dua amalan lahir dan batin itu memang susah untuk diamalkan. Tetapi ia jadi mudah dan senang bila kita dapat memiliki sesuatu yang lebih penting dari keduanya yaitu rasa khusyuk dengan Allah (rasa diawasi Allah setiap masa), yakni yakin akan pertemuan dan pengembalian diri ke hadrat Allah SWT di akhirat nanti.
Dari situ fahamlah kita bahwa antara kedua-dua amalan lahir dan batin, yang mesti diberatkan dan didahulukan pada diri kita ialah amalan batin. Kita usaha dapatkan dulu rasa khusyuk atau yakin akan kewujudan Allah serta pertemuan kembali kita dengan-Nya di satu hari nanti. Kemudian nanti, barulah kita akan ada kekuatan untuk mengamalkan syariat dan hakikat.
Tanpa rasa khusyuk itu, kita tidak akan dapat mengalahkan hawa nafsu dan syaitan yang senantiasa bersungguh-sungguh mengajak kita menderhakai Allah.
Inilah panduan kita untuk memperjuangkan Islam dalam diri manusia. Apa yang mesti didahulukan ialah berusaha supaya hatinya berubah, dari hati yang tidak kenal Allah kepada hati yang khusyuk dan cinta kepada Allah. Dari hati yang lalai kepada hati yang senantiasa ingatkan Allah. Bila hati sudah cinta Allah akan ringanlah manusia itu menerima dan mengamalkan syariat Allah lahir dan batin.
Sunday, October 17, 2010
Ciptaan Tuhan Tidak Sia-sia
Ciptaan Tuhan Tidak Sia-sia
Salah satu sifat Tuhan apa yang dicipta-Nya tidak ada yang sia-sia
Sama ada yang kecil mahupun yang besar
Yang halus mahupun yang kasar
Sama ada mengikut pandangan manusia jijik atau menakutkan
Semuanya berlaku dengan hikmah
Sama ada mengandungi ilmu, didikan mahupun pengajaran
Sekalipun seekor hama yang halus yang berada di tengah belantara ada maksud dari Tuhan
Walaupun seekor kuman di atas gunung yang tinggi di dalam batu pejal ada hikmah yang tersembunyi
Binatang yang merbahaya seperti harimau dan buaya walaupun menakutkan manusia ada pengajaran
Sama ada yang disuka atau yang dibenci oleh manusia ada rahsia dari Tuhan
Bahkan tidak ada makhluk yang Tuhan cipta yang sia-sia
Semuanya ada maksud dan tujuan
Cuma banyak manusia yang tidak tahu hikmah dan rahsianya, didikan dan pengajarannya
Maha Suci Tuhan daripada membuat sesuatu yang sia-sia
Sekalipun pada pandangan manusia perkara itu remeh sahaja
Perlu diingat, pada Tuhan semua perkara sama sahaja
Pandangan Tuhan tidak ada bezanya di antara halus dan kasar
Di antara kecil dan besar
Dan yang jijik dan yang menyenangkan
Walaupun Tuhan tahu perbezaan itu
Dari segi menciptanya sama saja
Dari segi melihat sama juga
Kerana Tuhan bukan melihat dengan mata
Bukan kemampuannya dengan tenaga
Dan Tuhan tidak merasa dengan jiwa dan perasaan
Setiap hikmah dan pengajaran itu Allah wujudkan tidaklah menimbang-nimbang
Menimbang-nimbang adalah dengan akal dan fikiran
Tuhan tidak ada akal dan fikiran
Maha Suci Allah Taala berakal dan berfikiran
Hikmah dan pengajaran itu terjadi adalah dengan kuasa dan ilmu Tuhan yang sedia sempurna
Yang tidak perlu menimbang-nimbang dan memikirkan
Maha Agung Engkau Tuhan
Salah satu sifat Tuhan apa yang dicipta-Nya tidak ada yang sia-sia
Sama ada yang kecil mahupun yang besar
Yang halus mahupun yang kasar
Sama ada mengikut pandangan manusia jijik atau menakutkan
Semuanya berlaku dengan hikmah
Sama ada mengandungi ilmu, didikan mahupun pengajaran
Sekalipun seekor hama yang halus yang berada di tengah belantara ada maksud dari Tuhan
Walaupun seekor kuman di atas gunung yang tinggi di dalam batu pejal ada hikmah yang tersembunyi
Binatang yang merbahaya seperti harimau dan buaya walaupun menakutkan manusia ada pengajaran
Sama ada yang disuka atau yang dibenci oleh manusia ada rahsia dari Tuhan
Bahkan tidak ada makhluk yang Tuhan cipta yang sia-sia
Semuanya ada maksud dan tujuan
Cuma banyak manusia yang tidak tahu hikmah dan rahsianya, didikan dan pengajarannya
Maha Suci Tuhan daripada membuat sesuatu yang sia-sia
Sekalipun pada pandangan manusia perkara itu remeh sahaja
Perlu diingat, pada Tuhan semua perkara sama sahaja
Pandangan Tuhan tidak ada bezanya di antara halus dan kasar
Di antara kecil dan besar
Dan yang jijik dan yang menyenangkan
Walaupun Tuhan tahu perbezaan itu
Dari segi menciptanya sama saja
Dari segi melihat sama juga
Kerana Tuhan bukan melihat dengan mata
Bukan kemampuannya dengan tenaga
Dan Tuhan tidak merasa dengan jiwa dan perasaan
Setiap hikmah dan pengajaran itu Allah wujudkan tidaklah menimbang-nimbang
Menimbang-nimbang adalah dengan akal dan fikiran
Tuhan tidak ada akal dan fikiran
Maha Suci Allah Taala berakal dan berfikiran
Hikmah dan pengajaran itu terjadi adalah dengan kuasa dan ilmu Tuhan yang sedia sempurna
Yang tidak perlu menimbang-nimbang dan memikirkan
Maha Agung Engkau Tuhan
Sunday, October 10, 2010
Fadhilat Berzikir
Hafiz ibnu Qaiyim R.A. adalah seorang ulama hadis yang termashur, di dalam risalah Al-Wabil beliau menggariskan beberapa kelebihan berzikir antaranya:
* Zikir menjauhkan syaitan dan melemahkan kekuatannya
* Zikir menyebabkan Allah redha
* Zikir menjauhkan dukacita daripada hati manusia
* Zikir menggembirakan hati
* Zikir menguatkan badan dan menyeronokan sanubari
* Zikir memurahkan rezeki
* Zikir adalah sinaran hati dan muka
* Zikir adalah membawa orang yang berzikir itu kepada kehebatan dan kegagahan yakni dengan memandang wajahnya seseorang merasa gentar
* Zikir melahirkan cinta sejati kepada Allah kerana cinta itulah roh islam, jiwa agama, dan sumber kejayaan dan kebahagiaan. Zikrullah itu merupakan pintu cinta Ilahi.
* Zikir adalah mendatangkan hakikat Muraqabah dan Muraqabah itu membawa seseorang kepada martabat ihsan. Dengan adanya martabat ihsan maka manusia dapat beribadat kepada Allah dalam keadaan yang seolah-olah ia melihatNya
* Zikir membawa seseorang kepada penyerahan diri dengan sebulat-bulatnya kepada Allah. Dengan ini lama kelamaan maka setiap urusan dan dalam setiap keadaan Allah menjadi pelindung dan pembantu baginya.
* Zikir adalah membawa seseorang kepada Takarrub (mendekatkan diri) kepada Allah. Jika zikir itu bertambah banyak maka dengan sendirinya ia bertambah dekat kepada Allah dan semakin bertambah lalai daripada berzikir maka dengan sendirinya ia bertambah jauh dari Allah.
* Zikir adalah membuka pintu makrifat Allah
* Zikir melahirkan keagungan dan kehebatan Allah dan semangat merapatkan diri kepada Allah.
* Zikir adalah menyebabkan Allah ingat kepada seseorang yang ingat kepadanya seperti mana disebutkan di dalam Al-Quran (surah Al Baqarah 152) "Fazkuruunii azkurkum" ertinya; "kerana itu ingatlah kamu kepadaKu, nescaya Aku ingat pula kepada mu".
* Zikir menjauhkan syaitan dan melemahkan kekuatannya
* Zikir menyebabkan Allah redha
* Zikir menjauhkan dukacita daripada hati manusia
* Zikir menggembirakan hati
* Zikir menguatkan badan dan menyeronokan sanubari
* Zikir memurahkan rezeki
* Zikir adalah sinaran hati dan muka
* Zikir adalah membawa orang yang berzikir itu kepada kehebatan dan kegagahan yakni dengan memandang wajahnya seseorang merasa gentar
* Zikir melahirkan cinta sejati kepada Allah kerana cinta itulah roh islam, jiwa agama, dan sumber kejayaan dan kebahagiaan. Zikrullah itu merupakan pintu cinta Ilahi.
* Zikir adalah mendatangkan hakikat Muraqabah dan Muraqabah itu membawa seseorang kepada martabat ihsan. Dengan adanya martabat ihsan maka manusia dapat beribadat kepada Allah dalam keadaan yang seolah-olah ia melihatNya
* Zikir membawa seseorang kepada penyerahan diri dengan sebulat-bulatnya kepada Allah. Dengan ini lama kelamaan maka setiap urusan dan dalam setiap keadaan Allah menjadi pelindung dan pembantu baginya.
* Zikir adalah membawa seseorang kepada Takarrub (mendekatkan diri) kepada Allah. Jika zikir itu bertambah banyak maka dengan sendirinya ia bertambah dekat kepada Allah dan semakin bertambah lalai daripada berzikir maka dengan sendirinya ia bertambah jauh dari Allah.
* Zikir adalah membuka pintu makrifat Allah
* Zikir melahirkan keagungan dan kehebatan Allah dan semangat merapatkan diri kepada Allah.
* Zikir adalah menyebabkan Allah ingat kepada seseorang yang ingat kepadanya seperti mana disebutkan di dalam Al-Quran (surah Al Baqarah 152) "Fazkuruunii azkurkum" ertinya; "kerana itu ingatlah kamu kepadaKu, nescaya Aku ingat pula kepada mu".
Wednesday, October 6, 2010
Rintihan Hamba
Ada orang menyangka ibadah itu sekadar rukuk dan sujud di tikar sembahyang. Atau mengalunkan ayat-ayat Al Quran dengan penuh khusyuk dan tawadhuk. Atau menggentel biji tasbih dengan berzikir dan bertahmid. Atau sekadar membahagi-bahagikan harta kepada fakir miskin. Ibadah itu luas pengertiannya. Seluas lautan yang tak bertepi. Ibadah tidak terbatas pada sembahyang sunat berpuluh-puluh rakaat. Ia tidak terbatas pada puasa sunat seperti puasa Nabi Daud; sehari berpuasa sehari berbuka. Pun tidak dikhususkan kepada membayar zakat, menunaikan haji dan sebagainya. Ibadah adalah pengabdian diri kepada Allah. Dan antara bentuk pengabdian diri yang tidak ketara dan tidak perlu mengeluarkan tenaga ialah ingatan hati dan rintihan hati kepada Allah. Ia merupakan ibadah yang besar nilainya di sisi Allah. Mudah tetapi tidak ramai yang mampu melakukannya. Mengingati Allah dikira ibadah kerana ia menandakan seorang hamba itu benar-benar berhati hamba. Hamba yang tak punya apa-apa. Yang sewaktu datang ke dunia, tak membawa walau seurat benang di tubuh.
Justeru hati sentiasa ingat kepada Yang Maha Pencipta, senantiasa mengharap bantuan-Nya dan sentiasa bergantung kepadaNya. MengingatiNya menimbulkan rasa syukur atas segala nikmat kurniaanNya. Namun berapa kerat di antara kita yang ingat akan Allah. Ramai yang lalai dan lupa. Dalam sembahyang, fikiran menerawang entah ke mana. Apatah lagi di luar sembahyang. Renungilah sabda kekasihNya dalam sebuah hadis Qudsi yang bermaksud: "Wahai anak Adam! Jika engkau ingat kepadaKu. Aku juga tetap ingat kepadamu. Dan jika engkau lupa kepadaKu. Aku masih ingat terus kepadamu. Apabila engkau taat kepadaKu, maka pergilah ke mana saja yang engkau suka, di tempat engkau mematuhiKu dan aku mematuhimu, dan engkau mengikhlaskan kecintaanKu kepadamu, kemudian engkau memalingkan diri daripadaKu, sedang aku tetap mengambil berat terhadapmu. Siapakah yang memberimu makan sewaktu engkau masih janin di dalam perut ibumu. Aku tetap menguruskan segala keperluanmu dengan baik, sehingga terlaksana semua takdirKu terhadapmu. Apabila aku lahirkan engkau ke alam dunia, engkau lalu membuat maksiat. Bukan begini sewajarnya balasanmu terhadap siapa yang berbuat baik kepadamu."Memang wajar kita mengingati Allah yang telah banyak memberi nikmat kepada kita. Allah yang sentiasa ingat akan kita. Yang terus saja memerhatikan kita. Yang terus mengasihani kita. Yang terus memberi rezeki pada kita walaupun Dia seringkali diderhakai.
Dengan apa patut kita balas nikmat Allah yang terlalu banyak itu. Ibarat orang yang sedang bercinta, cukuplah asal dikenang atau diingati orang yang dicintai. Begitu juga dengan Allah. Ingatlah Dia kemana kita pergi. Ingat akan Allah bukan semestinya di tikar sembahyang saja. Biar tubuh bersama manusia tetapi hati bersama Allah. Agar setiap detik kita sentiasa dalam ibadah. Rasulullah bersabda yang maksudnya:
"berfikir sesaat itu lebih baik daripada sembahyang sunat seribu rakaat (yang tidak khusyuk)."
Demikian keutamaan bagi orang yang sentiasa berfikir tentang kebesaran Allah. Akal yang berfikir akan meruntun hati agar sentiasa ingat kepada Allah. Apabila hati selalu mengingatiNya, terasa betapa hampirnya Allah dengan kita. Hati akan selalu bermunajat dengan Allah; menginsafi kelemahan diri, lantas mengharap belas kasihan Allah kepada kita yang terlalu banyak berbuat dosa. Hati merintih dan mengharap rahmat Allah yang maha luas itu. Datanglah perasaan betapa hinanya diri yang berasal dari setitik air mani. Tanpa rahmatnya tinggallah kita dalam kehinaan selama-lamanya. Rintihan hati inilah tanda kita hamba yang tak punya kuasa apa-apa untuk menghalang kudrat dan iradahNya. Tak berupaya menepis Qadak dan QadarNya. Hanya belas kasihan Allah yang diharapkan dapat menjauhkan diri daripada segala bala bencana. Hati yang tidak pernah ingat, apalagi merintih kepada Allah, adalah hati seorang tuan. Adakalanya segaja Allah timpakan ujian yang berat ke atas hambaNya. Ketika itu hati si hamba akan merintih walaupun bibir boleh mengukir senyum. Kadang-kadang ujian datang silih berganti; seolah-olah Allah tidak mendengar rintihan hati hambaNya. Sebenarnya, Allah rindu untuk mendengar rintihan hati si hamba. Tanpa ujian, hati tidak ingat Allah dan ia berasa tenteram, hingga hilanglah rasa kehambaan daripada dalam diri.
Lalu kerana itu, Allah datangkan ujian silih berganti agar rintihan hati si hamba tidak terputus kepada Tuhannya. Hukama berkata: "Allah lebih suka mendengar rintihan hamba yang berdosa (termasuk rintihan hati) daripada seorang abid yang duduk beribadah."Demikian tingginya nilai rintihan hati seorang hamba dibandingkan dengan ibadah lahir. Ibadah lahir belum tentu melahirkan rasa kehambaan, kerana boleh jadi seorang yang beribadah itu berasa selamat dengan ibadahnya. Ingatan hati dan rintihan hati seorang insan terhadap Tuhannya datang daripada rasa kehambaan yang tulen. Rasa kehambaan inilah tanda seorang insan telah mendapat nikmat iman yang tinggi nilainya. Tiada sesuatu yang lebih berharga daripada nikmat iman. Beruntunglah mereka yang dianugerahi nikmat ini. Hanya hamba-hambaNya yang terpilih saja yang akan dikurniai rasa kehambaan. Seorang hamba yang hatinya sentiasa ingat dan merintih kepada Allah tidak bangga dengan nikmat, tidak gelisah dengan bala, tidak rasa tenang dengan pujian, dan tidak menderita dengan kejian. Hati sentiasa merasa serba kekurangan dan amat memerlukan Allah dalam semua keadaan. Inilah yang dikatakan hati yang hidup, yang sentiasa dalam beribadah. Apatah lagi jika ditambah dengan banyaknya ibadah lahir seperti sembahyang, puasa, sedekah dan sebagainya; makin tinggilah darjat si hamba di sisi Khaliqnya.
Katakanlah: "Sesungguhnya sembahyangku dan ibadatku, hidupku dan matiku, hanyalah untuk Allah Tuhan yang memelihara dan mentadbirkan sekalian alam. Tiada sekutu bagiNya, dan dengan yang demikian sahaja aku diperintahkan, dan aku (di antara seluruh umatku) adalah orang Islam yang awal pertama - (yang berserah diri kepada Allah dan mematuhi perintahNya)". (Al-An'aam: 162-163)
"Dan sebutlah serta ingatlah akan Tuhanmu dalam hatimu, dengan merendah diri serta dengan perasaan takut (melanggar perintahnya), dan dengan tidak pula menyaringkan suara, pada waktu pagi dan petang dan janganlah engkau menjadi dari orang-orang yang lalai." (Al-A'raaf: 205)
"Ketahuilah! Sesungguhnya wali-wali Allah, tidak ada kebimbangan (dari sesuatu yang tidak baik) terhadap mereka, dan mereka pula tidak akan berdukacita. (Wali-wali Allah itu ialah) orang-orang yang beriman serta mereka pula sentiasa bertaqwa. Untuk mereka sahajalah kebahagiaan yang mengembirakan di dunia dan di akhirat; tidak ada (sebarang perubahan pada janji-janji Allah yang demikian itulah kejayaan yang besar." (Yunus: 62-64)
Sunday, October 3, 2010
Pimpinlah Aku
Tuhan! Jika aku masih boleh sujud kepada-Mu,
Menunjukkan Engkau masih memanggil aku,
Engkau masih lagi membenarkan aku membesarkan-Mu,
Cuma aku sahaja tidak pandai beradab dengan-Mu,
Aku hamba-Mu memang tidak pandai beradab dengan-Mu,
Di dalam tidak pandai beradab pun,
Engkau masih sudi menjemput aku,
Begitulah rahmat dan kasih sayang-Mu,
Hanya aku sahaja tidak pandai menerima rahmat-Mu itu,
Tuhan! Ajarkanlah aku lagi bagaimana beradab dengan-Mu,
Agar aku dapat bersopan sesuai dengan kebesaran-Mu,
Aku takut setiap kali aku menyembah-Mu,
Aku derhaka dengan-Mu tanpa disedari,
Tuhan! Ampunkanlah aku,kalau aku tidak pandai membesarkan-Mu,
Maafkanlah aku jika aku tidak pandai beradab dengan-Mu,
Begitulah aku hamba-Mu yang lemah lagi hina ini,
Selalu sahaja tidak beradab dengan-Mu,
Kerana itu janganlah sampai,
Engkau putuskan hubunganku dengan-Mu,
Teruslah Engkau panggil aku mengadap-Mu,
Aku pula cuba membaiki hubunganku dengan-Mu,
Pimpinlah aku lagi agar aku pandai membesarkan-Mu.
Menunjukkan Engkau masih memanggil aku,
Engkau masih lagi membenarkan aku membesarkan-Mu,
Cuma aku sahaja tidak pandai beradab dengan-Mu,
Aku hamba-Mu memang tidak pandai beradab dengan-Mu,
Di dalam tidak pandai beradab pun,
Engkau masih sudi menjemput aku,
Begitulah rahmat dan kasih sayang-Mu,
Hanya aku sahaja tidak pandai menerima rahmat-Mu itu,
Tuhan! Ajarkanlah aku lagi bagaimana beradab dengan-Mu,
Agar aku dapat bersopan sesuai dengan kebesaran-Mu,
Aku takut setiap kali aku menyembah-Mu,
Aku derhaka dengan-Mu tanpa disedari,
Tuhan! Ampunkanlah aku,kalau aku tidak pandai membesarkan-Mu,
Maafkanlah aku jika aku tidak pandai beradab dengan-Mu,
Begitulah aku hamba-Mu yang lemah lagi hina ini,
Selalu sahaja tidak beradab dengan-Mu,
Kerana itu janganlah sampai,
Engkau putuskan hubunganku dengan-Mu,
Teruslah Engkau panggil aku mengadap-Mu,
Aku pula cuba membaiki hubunganku dengan-Mu,
Pimpinlah aku lagi agar aku pandai membesarkan-Mu.