Banyak persoalan pelik hidup ini muncul tanpa kita diberikan kekuatan untuk mengatasinya. Kemampuan kita hanya sebatas wacana, adu argumentasi dan penyampaian pendapat yang terkadang membesit semata-mata cuma bertujuan menonjolkan diri dan merasa puas atas kebenaran jalan fikirannya semata-mata tanpa mahu menghargai apalagi menerima serta mendukung pendapat orang lain. Maka timbullah polemik berpanjangan, perdebatan yang tiada habis-habisnya sehingga terkadang pula silang pendapat berubah menjadi silang sengketa.
Dalam suatu majelis, tempat di mana kita membawa suatu permasalahan untuk mendapatkan solusi atau jalan keluarnya, kita memang dianjurkan untuk menghindari perdebatan, sebagaimana sabda Rasulullah sollallahu 'alayhi wasallam, "Sesungguhnya orang yang paling dibenci oleh Allah ialah yang sangat gemar berdebat dengan gigih" (hadith riwayat Bukhari, Muslim, At-Tirmizi dan An-NasaĆi).
Perdebatan yang timbul tersebut bahkan tidak menemukan solusi terbaik malah terjebak dalam polemik yang berpanjangan dan membuat kabur permasalahannya. Seperti hadith Rasulullah sollallahu 'alayhi wasallam, "Suatu kaum menjadi tersesat setelah mendapatkan petunjuk akibat mereka terjebak dalam perdebatan".
Dalam suatu majelis, tempat di mana kita membawa suatu permasalahan untuk mendapatkan solusi atau jalan keluarnya, kita memang dianjurkan untuk menghindari perdebatan, sebagaimana sabda Rasulullah sollallahu 'alayhi wasallam, "Sesungguhnya orang yang paling dibenci oleh Allah ialah yang sangat gemar berdebat dengan gigih" (hadith riwayat Bukhari, Muslim, At-Tirmizi dan An-NasaĆi).
Perdebatan yang timbul tersebut bahkan tidak menemukan solusi terbaik malah terjebak dalam polemik yang berpanjangan dan membuat kabur permasalahannya. Seperti hadith Rasulullah sollallahu 'alayhi wasallam, "Suatu kaum menjadi tersesat setelah mendapatkan petunjuk akibat mereka terjebak dalam perdebatan".
Oleh karena itulah sebaiknya kita menghindari indikasi perdebatan dengan mengutamakan keutuhan musyawarah dan hati yang jernih dan ikhlas. Jalan musyawarah dengan menyatukan potensi positif lebih baik daripada terus-menerus memperlebarkan jurang perbezaan pendapat. Biasakanlah diri kepada hal-hal yang mampu menimbulkan sinergi positif dalam mengharungi kehidupan ini.
Salah satu fadhilah orang yang menghindari perdebatan ini adalah sebagaimana diungkap oleh salah satu hadith yang diriwayatkan oleh At-Tabarani dalam Al-Ausath dari hadith Ibnu Umar yang ertinya,
Rasulullah sollallahu 'alayhi wasallam bersabda, "Akulah yang menjamin sebuah rumah di sekitar syurga untuk orang yang menghindari perdebatan dalam keadaan dia benar, sebuah rumah di tengah syurga untuk orang yang meninggalkan dusta ketika dia bercanda dan sebuah rumah di ketinggian syurga untuk orang yang berperilaku baik."
Dalam hadith lain disebutkan dari Abu Umamah radhiAllahu 'anhu, ia berkata. "Rasulullah sollallahu 'alayhi wasallam bersabda, 'Barangsiapa yang menghindari perdebatan dalam keadaan dia bersalah nescaya Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di sekitar syurga. Barangsiapa yang menghindari perdebatan dalam keadaan dia benar niscaya Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di tengah-tengah syurga. Dan barangsiapa yang baik akhlaqnya nescaya Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di ketinggian syurga (hadith riwayat Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al-Baihaqi).
Dengan demikian jelaslah bahawa upaya menghindari perdebatan dengan mengutamakan akhlaqul karimah lebih utama dalam upaya mengatasi setiap permasalahan yang ada. Akhlaqul karimah yakni seseorang yang berpegang teguh pada moral yang mulia, seperti santun, rendah hati, dermawan, menjaga kehormatan dan tidak mudah marah.
Berdoa kita sentiasa agar tetap diberikan kekuatan untuk tetap istiqamah dalam eksistensi hidup ini dengan mengutamakan musyawarah dalam bingkai akhlaqul karimah dan ukhuwah Islamiyah.
Bukhari dan Muslim pernah meriwayatkan sebuah hadith bahwa Nabi sollallahu 'alayhi wasallam mengutus Muadz bin Jabal dan Abu Musa ke Yaman seraya memberi nasihat:
Ertinya: Berikan khabar gembira dan janganlah kamu takut-takuti, permudahkanlah dan jangan kamu persulitkan, dan janganlah kamu saling keras kepala memegang pendapat dan janganlah berselisih.
Hadith ini memberi pesan agar kita tidak bersikap keras mempertahankan pendapat dan memaksanya kepada orang lain sehingga menimbulkan perpecahan atau pertentangan. Larangan ini bukan bererti kita tidak boleh berbeza pendapat kerana silang pendapat merupakan fitrah. Yang dilarang ialah silang pendapat yang bisa menimbulkan perpecahan dan permusuhan. Kalau perbezaan pendapat dilarang, berarti Islam telah membunuh kekreatifan berfikir manusia dan menutup rapat pintu ijtihad.
"Barangsiapa
yang meninggalkan perdebatan padahal dia benar, akan dibangunkan rumah
untuknya di tengah syurga." (Hadith riwayat At-Tirmidzi dan Ibnu Majah
dari Anas bin Malik)