Allah SWT berfirman:
Oleh karena itu, ingatlah kalian kepada-Ku, niscaya Aku mengingat kalian. (QS al Baqarah [2]: 152).
Tsabit ibn al-Banant ra. berkata, “Saya tahu kapan Allah SWT mengingat saya.
“Bagaimana Anda mengetahui hal itu?” tanya para muridnya.
“Apabila saya mengingat-Nya, Dia pasti mengingat saya,” jawabnya.
Allah SWT berfirman:
Berzikirlah kalian (dengan menyebut nama) Allah dengan zikir yang sebanyak-banyaknya. (QS al-Ahzab [33]: 41).
Apabila kalian telah bertolak dari Arafat, berzikirlah kepada Allah di Masy’aril Haram. Berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepada kalian (QS al-Baqarah [2]: 198).
(Yaitu) orang –orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring. (QS Ali-Imran [3]:191).
Apabila kalian telah selesai shalat, ingatlah Allah di saat berdiri, duduk, dan berbaring. (QS an-Nisa [4]:103).
Tentang ayat 103 surah an-Nisa di atas, Ibn ’Abbas ra. berkata, ”Maksudnya adalah pada malam dan siang hari; di daratan dan lautan; dalam perjalanan dan ketika tinggal di rumah; ketika kaya dan dalam keadaan miskin; ketika sakit dan ketika sehat; serta secara tersembunyi dan terang-terangan.”
Rasulullah bersabda, ”Orang yang berzikir kepada Allah ditengah orang –orang yang lalai adalah seperti pohon hijau ditengah pohon-pohon yang kering. Orang yang berzikir kepada Allah ditengah orang-orang yang lalai adalah seperti orang yang berjuang di tengah orang-orang yang lari dari medan perang.”
Rasulullah Saw ditanya,”Amalan apa yang paling utama?”
Beliau menjawab,”Engkau mati sementara lisanmu basah karena zikir kepada Allah ’Azza wa jalla.”
Dalam hadist disebutkan bahwa Allah SWT berfirman,”Apabila hamba-Ku mengingat-Ku dalam dirinya, Aku mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam keramaian, Aku mengingatnya dalam keramaian yang lebih baik dari itu. Apabila ia mendekat kepadanya sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Apabila ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Apabila ia berjalan menuju kepada-Ku, Aku berlari kepadanya.” (Maksud ”berlari kepadanya” adalah segera mengabulkan doanya.
Abu Hurairah berkata, ”Penghuni langit memperhatikan rumah-rumah penduduk bumi yang disebutkan nama Allah SWT, sebagaimana mereka memperhatikan bintang-bintang.”
Sufyan ibn Uyaynah ra mengatakan bahwa jika suatu kaum berkumpul untuk berzikir kepada Allah SWT, pasti setan dan dunia lari. Setan berkata kepada dunia,”Tidakkah engkau melihat apa yang mereka perbuat?”
Dunia menjawab, ”Biarkan mereka, karena jika mereka telah bubar aku akan membawa leher mereka kepadamu.”
Abu Hurayrah ra. meriwayatkan bahwa ia masuk pasar. Ia berkata, ”Aku melihat kalian disini sementara warisan Rasulullah Saw dibagikan di dalam masjid.”
Orang –orang lalu pergi ke masjid dan meninggalkan pasar. Akan tetapi, mereka tidak melihat warisan itu. Mereka berkata, ”Wahai Abu Hurayrah, kami tidak melihat warisan dibagikan di dalam masjid.”
Abu Hurayrah balik bertanya, ”Apa yang kalian lihat?”
Mereka menjawab, ”Kami melihat sekelompok orang sedang berzikir kepada Allah Azza wa Jalla dan membaca Alquran.”
Abu Hurayrah berkata, ”Itulah warisan Rasulullah Saw.”
Al-A’masy meriwayatkan hadis dari Abu Shalih dari Abu Hurayrah dan Abu Said al-Khudri dari Nabi Saw., bahwa beliau bersabda, ”Allah ’Azza wa Jalla memiliki para malaikat yang selalu memuji-Nya di bumi. Mereka mencatat amalan manusia. Apabila mereka menemukan suatu kaum sedang berzikir kepada Allah, mereka menyeru, ”Marilah menuju sasaran!”
Para Malaikat pun datang dan mengelilingi mereka. Kemudian mereka kembali ke langit. Allah SWT bertanya,” Apa yang hamba-hambaKu kerjakan ketika kalian meninggalkan mereka?”
Para malaikat menjawab, ”Kami meninggalkan mereka dalam keadaan memuji, memuliakan, dan menyucikan Mu.”
Allah bertanya lagi, ”Apakah mereka melihatKu?”
Para malaikat menjawab,”Tidak.”
Allah bertanya lagi, ”Bagaimana seandainya mereka melihatKu?”
Para malaikat menjawab, ”Seandainya mereka melihatMu, niscaya mereka akan lebih banyak bertasbih dan memuliakanMu.”
Allah bertanya lagi, ”Dari apa mereka memohon perlindungan?”
Para malaikat menjawab, ”Dari api neraka.”
Allah bertanya lagi,”Apakah mereka melihatnya?”
Para malaikat menjawab,”Tidak.”
Allah bertanya lagi, ”Bagaimana seandainya mereka melihatnya?”
Para malaikat menjawab,”Seandainya mereka melihatnya, niscaya mereka lebih takut padanya dan lebih banyak berusaha menghindarinya.”
Allah bertanya lagi, ”Apa yang mereka cari?”
Para malaikat menjawab,”Surga.”
Allah bertanya lagi,”Apakah mereka melihatnya?”
Para malaikat menjawab,”Tidak.”
Allah bertanya lagi,”Bagaimana seandainya mereka melihatnya?”
Para malaikat menjawab, ”Seandainya mereka melihatnya, niscaya mereka lebih besar lagi keinginannya.’
Allah berfirman, ”Aku bersaksi kepada kalian bahwa Aku telah mengampuni mereka.”
Sumber : Ringkasan Mukasyafah al-Qulub (Imam Al Ghazali)
No comments:
Post a Comment