Wednesday, November 10, 2010

Susah Untuk Mengamalkan Amalan Hati

Mengamalkan syari'at lahir adalah hal yang sulit, buktinya lihat saja umat Islam hari ini ramai yang tidak solat, tidak puasa, tidak membayar zakat, tidak membaca al-Quran, tidak belajar agama,
tidak menutup aurat, melakukan pergaulan bebas, ikut system riba, berzina, minum minuman keras, menipu, mengadu domba, fitnah-menfitnah dan bermacam-macam perbuatan yang semuanya bertentangan
dengan syari'at.

Umat Islam hari ini yang bangga dengan keIslaman mereka adalah umat Islam yang gagal menegakkan syiar Islam dalam kehidupan mereka dan masyarakat mereka, bukannya mereka tidak tahu apa itu
syari'at Islam yang diperintahkan pada mereka, tetapi mereka tidak mampu melaksanakannya, mereka lemah melawan tuntutan hawa nafsu dan syaitan yang kuat menarik mereka kepada jalan-jalan kejahatan dan kerosakan.

Begitulah susahnya mengamalkan syari'at Islam dan itu menjadi mesalah besar yang dihadapi oleh majority umat Islam hari ini. Namun mengamalkan syari'at batin jauh lebih susah daripada syari'at lahir. Sebab amalan batin merupakan ilmu rasa (zauk) dan bukan ilmu kata, bukan sebutan dan teori tetapi merupakan rasa hati. Bukan saja orang yang lemah syari'atnya tidak dapat melaksanakan syari'at batin bahkan orang syari'at lahirnya sudah kuat dan bagus masih belum dapat merasakan dan menghayatinya.

Buktinya dapat kita rasakan sendiri. Meskipun sedikit sebanyak kita sudah melakukan syari'at lahir seperti solat fardhu, solat sunat, puasa , zakat, haji, berjuang dan berjihad, belajar ilmu-ilmu agama bahkan mengajar orang lain menutup aurat, berdakwah dan lain-lain, tetapi kita masih lalai dari mengingati Allah dan tidak cinta pada-Nya, tidak ada rasa takut dengan kehebatan Allah serta hina diri dengan Allah. Tidak sabar berhadapan dengan ujian, tidak merasakan kuasa itu ditangan Allah, tidak merasa diri berdosa. Malah masih suka mengumpat, hasad dengki, cinta dunia, tidak ada rasa belas kasihan, tidak berlapang dada bila berhadapan dengan manusia yang bermacam ragam. Sombong, pemarah, pendendam, buruk sangka, serakah, keras kepala, keluh kesah, putus asa, tidak redha dengan takdir, tidak bimbang dengan hari Hisab, tidak takut Neraka, tidak rasa rindu dengan Syurga yang penuh kenikmatan.

Kita menganggap kehebatan kita yang membuat diri kita mencapai kejayaan. Kita tidak merasakan bila saja Allah akan datangkan bencana dan mematikan kita. Kerana merasa hebat maka kita membuat hutang, gila pangkat, mengatur pelbagai rancangan, tidak merasa kelemahan diri, tidak senang dengan kata nista orang, tidak senang dengan kelebihan orang yang menandingi kita, rasa menderita dengan kemiskinan, masih benci dengan orang yang tidak beramal (bukan rasa kasihan), masih merasa lebih bila berhadapan dengan orang yang tidak beramal, masih rasa terhina untuk menerima kebenaran dari orang lain, masih berat untuk mengakui kesalahan walaupun tahu kita sudah bersalah.

Jiwa merasa menderita bila dicaci, merasa tenang dan senang hati bila disanjung, merasa bangga bila mendapat nikmat, merasa mahu hidup lebih lama lagi dan merasa menderita bila miskin dan papa.
Merasa bangga dengan kelebihan diri, merasa terhina dengan kekurangan, tidak pernah puas (cukup) dengan apa yang ada, tidak merasa berdosa (bersalah), tidak merasa dunia kecil dan hina, tidak merasa akhirat besar, tidak menderita bila berbuat dosa atau kesalahan tetapi menderita bila harta dan jawatannya hilang.

Mereka yang bagus dan kuat syari'at lahirnya pun masih belum dapat melaksanakan amalan batin (syari'at batin) secara istiqamah dan bersungguh-sungguh, apatah lagi yang amalan lahirnya diabaikan sama sekali. Lebih susah bila mereka mendapat amalan batin.

Kalau diumpamakan syari'at itu pohon, maka amalan batin adalah buahnya. Orang yang sudah memiliki pohon pun belum tentu memperoleh buahnya (dan kalaupun dapat buah belum tentu sedap rasa buahnya), apa lagi orang yang tidak menanam pohon sama sekali.

Begitulah perbandinagannya orang yang tidak bersyari'at. Susah sekali baginya untuk merasakan hakikat. Kalau secara lahir dia tidak dapat tunduk pada Allah, tentu batinya lebih susah untuk diserahkan pada Allah.

1 comment:

  1. Subhanallah...

    Terasa diri jauh dari realiti hamba Allah yang sebenar...

    Ya Allah, bantu kami....

    ReplyDelete