Tuesday, September 29, 2009

Selawat Pelindung Diri




Tawassalna bi bismillah
Wa bil hadi rasulillah [2x]
Wa kulli 'arifin billah
Wa ahlillahi ya allah [2x]


Wa Allah
Syumu silhuda
Shuyukhil waraa
Nujuu min nada [2x]
Bihinnas lahu min kulli aza
Bi qadrillahi ya allah


"Kami bertawassul dengan nama Allah dan dengan petunjuk Rasulullah dan setiap orang yang arif mengenai Allah dan ahli Allah, Ya Allah. Ya Allah! Dengan perantaraan kaum yang mulia, cahaya hidayah, dengan perantaraan amalan kebaikan mereka, kami selamat dari setiap malapetaka dengan kekuatanMu, ya Allah."

Fadhilatnya: Barangsiapa banyak membaca selawat ini setiap hari akan memperolehi keselamatan dan pertolongan Allah dengan wasilah/perantaraan Nabi Muhammad saw.

Thursday, September 24, 2009

Ayat Kursi Ayat Paling Agung Dalam Al-Quran

FIRMAN Allah bermaksud: "Allah, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhlukNya); tidak mengantuk dan tidak tidur. KeupayaanNya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izinNya. Allah mengetahui apa yang di hadapan dan di belakang mereka dan mereka tidak mengetahui apa pun daripada ilmu Allah melainkan apa yang dikehendakiNya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara kedua-duanya dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar" (al-Baqarah: 255).

Ayat ini dikenali sebagai ayat Kursi, ayat yang paling agung dalam Al-Quran, malah ia disebut sebagai penghulu bagi seluruh ayat Al-Quran. Dari segi sejarahnya, ia diturunkan pada waktu malam. Pada ketika itu juga Nabi memanggil Zaid selaku penulis wahyu untuk menulisnya. Dalam ayat yang pendek ini sebenarnya terkumpul sifat utama bagi Allah iaitu ketuhanan, keesaan, hidup, ilmu, memiliki kerajaan, kekuasaan dan kehendak.

Sesudah menegaskan mengenai keesaanNya, disusuli pula dengan menyebut dua sifatNya yang lain, iaitu hidup dan terus menerus mengurus makhlukNya. Dengan demikian, manusia akan merasa aman dalam hidup serta tenang perasaannya kerana meyakini bahawa dia di dalam tangan Tuhan yang hidup, yang terus menerus mengurus serta mengawal jaga keadaan hambaNya.

Allah, Dialah Tuhan yang tunggal bagi segala makhluk. Oleh itu, tiada yang berhak disembah dalam kehidupan ini melainkan Dia. Segala apa yang ada di langit dan bumi adalah hamba dan milikNya. Semuanya tunduk di bawah kehendak dan kuasaNya, seperti firman Allah bermaksud: "Tidak seorang pun di langit dan bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba. Sesungguhnya Allah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti. Dan setiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri" (Maryam: 93-95).

Di antara tanda keAgungan dan kebesaran Allah bahawa tiada seorang pun yang berani memberi pertolongan kepada seorang lain di sisiNya tanpa izinNya. Firman Allah bermaksud: "Ketika datang hari itu, tidak seorang pun berbicara, melainkan dengan izinNya; maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang berbahagia" (Hud: 105).

Ilmu Allah amat luas, meliputi segala makhluk ciptaanNya, baik yang dahulu, sekarang dan akan datang, bahkan Allah mengetahui segala urusan dunia dan akhirat. Allah juga amat luas kerajaan dan kekuasaanNya, langit dan bumi seluruhnya di dalam genggamanNya.

Itulah ayat yang mengandungi kaedah pembentukan keimanan terhadap Allah. Dari sinilah terbina hala tuju pengabdian seseorang hanya kepada Allah. Dengan demikian, tidaklah seorang manusia melainkan menjadi hamba, hanya kepada Allah, tidaklah dia menjuruskan pengabdiannya melainkan kepada Allah dan tidaklah dia menyerahkan ketaatannya melainkan kepada Allah.

Selain itu, ayat ini mempunyai beberapa kelebihan yang tidak ada pada ayat lain. Daripada kedudukannya dalam Al-Quran, sabda Nabi ketika ditanya oleh Abu Zar: "Ayat manakah yang diturunkan kepadamu yang paling Agung?" Jawab Baginda: "Ia adalah ayat Kursi" (riwayat Imam Ahmad, al-Nasai, al-Hakim dan al-Baihaqi).

Daripada sudut keberkatannya di dunia, sabda Rasulullah: "Bacalah ayat Kursi kerana sesungguhnya ia mengawal jaga kamu, zuriat dan rumah tangga kamu sehingga bilik kecil di sekeliling rumahmu." Dari segi keberkatannya dalam menghalau syaitan, sabda Rasulullah: "Di dalam surah al-Baqarah, ada satu ayat yang menjadi penghulu bagi ayat Al-Quran, tidak dibacanya dalam rumah yang ada di dalamnya syaitan melainkan keluar ia daripadanya, itulah ayat Kursi" (riwayat al-Hakim).

Daripada sudut keberkatannya ketika mati dan di akhirat, sabda Rasulullah: "Sesiapa yang membaca ayat Kursi selepas setiap solat fardu, Allah akan memberikannya hati orang yang bersyukur, amalan orang yang membenarkan Allah, pahala nabi-nabi, melimpahkan rahmat-Nya dan tidak menghalangnya daripada masuk syurga melainkan kematian yang akan memasukkannya"
(riwayat al-Nasai).

Thursday, September 17, 2009

30 Perkara yang Dapat Melembutkan Hati

1) Takut akan datangnya maut secara tiba-tiba sebelum kita sempat bertaubat.

2) Takut tidak menunaikan hak-hak Allah secara sempurna. Sesungguhnya hak-hak Allah itu pasti diminta pertanggungjawabannya.

3) Takut tergelincir dari jalan yang lurus, dan berjalan di atas jalan kemaksiatan dan jalan syaitan.

4) Takut memandang remeh atas banyaknya nikmat Allah pada diri kita.

5) Takut akan balasan siksa yang segera di dunia, karena maksiat yang kita lakukan.

6) Takut mengakhiri hidup dengan su’ul khatimah.

7) Takut menghadapi sakaratul maut dan sakitnya sakaratul maut.

8) Takut menghadapi pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir di dalam kubur.

9) Takut akan adzab dan prahara di alam kubur.

10) Takut menghadapi pertanyaan hari kiamat atas dosa besar dan dosa kecil yang kita lakukan.

11) Takut melalui titian yang tajam. Sesungguhnya titian itu lebih halus daripada rambut dan lebih tajam dari pedang.

12) Takut dijauhkan dari memandang wajah Allah.

13) Perlu mengetahui tentang dosa dan aib kita.

14) Ma’rifah kita terhadap nikmat Allah yang kita rasakan siang dan malam sedang kita tidak bersyukur.

15) Takut tidak diterima amalan-amalan dan ucapan-ucapan kita.

16) Takut bahwa Allah tidak akan menolong dan membiarkan kita sendiri.

17) Kekhawatiran kita menjadi orang yang tersingkap aibnya pada hari kematian dan pada hari timbangan ditegakkan.

18) Hendaknya kita mengembalikan urusan diri kita, anak-anak, keluarga, suami dan harta kepada Allah SWT. Dan jangan kita bersandar dalam memperbaiki urusan ini kecuali pada Allah.

19) Sembunyikanlah amal-amal kita dari riya’ ke dalam hati, karena terkadang riya’ itu memasuki hati kita, sedang kita tidak merasakannya. Hasan Al Basri rahimahullah pernah berkata kepada dirinya sendiri. “Berbicaralah engkau wahai diri. Dengan ucapan orang sholeh, yang qanaah lagi ahli ibadah. Dan engkau melaksanakan amal orang fasik dan riya’. Demi Allah, ini bukan sifat orang mukhlis”.

20) Jika kita ingin sampai pada derajat ikhlas maka hendaknya akhlak kita seperti akhlak seorang bayi yang tidak peduli orang yang memujinya atau membencinya.

21) Hendaknya kita memiliki sifat cemburu ketika larangan-larangan Allah diremehkan.

22) Ketahuilah bahwa amal sholeh dengan sedikit dosa jauh lebih disukai Allah daripada amal sholeh yang banyak tetapi dengan dosa yang banyak pula.

23) Ingatlah setiap kita sakit bahwa kita telah istirahat dari dunia dan akan menuju akhirat dan akan menemui Allah dengan amalan yang buruk.

24) Hendaknya ketakutan pada Allah menjadi jalan kita menuju Allah selama kita sehat.

25) Setiap kita mendengar kematian seseorang maka perbanyaklah mengambil pelajaran dan nasihat. Dan jika kita menyaksikan jenazah maka khayalkanlah bahwa kita yang sedang diusung.

26) Hati-hatilah menjadi orang yang mengatakan bahwa Allah menjamin rezeki kita sedang hatinya tidak tenteram kecuali sesuatu yang ia kumpul-kumpulkan. Dan menyatakan sesungguhnya akhirat itu lebih baik dari dunia, sedang kita tetap mengumpul-ngumpulkan harta dan tidak menginfakkannya sedikit pun, dan mengatakan bahwa kita pasti mati padahal dia tidak pernah ingat mati.

27) Lihatlah dunia dengan pandangan I’tibar (pelajaran) bukan dengan pandangan mahabbah (kecintaan) kepadanya dan sibuk dengan perhiasannya.

28) Ingatlah bahwa kita sangat tidak kuat menghadapi cobaan dunia. Lantas apakah kita sanggup menghadapi panasnya jahannam?

29) Di antara akhlak wanita mu’minah adalah menasihati sesama mu’minah.

30) Jika kita melihat orang yang lebih besar dari kita, maka muliakanlah dia dan katakana kepadanya, “Anda telah mendahului saya di dalam Islam dan amal sholeh maka dia jauh lebih baik di sisi Allah. Anda keluar ke dunia setelah saya, maka dia lebih baik sedikit dosanya dari saya dan dia lebih baik dari saya di sisi Allah.”

Tuesday, September 15, 2009

Pesan Roh Kepada Manusia

Apabila roh keluar dari jasad, ia akan berkata-kata dan seluruh isi alam sama ada di langit atau bumi akan mendengarnya kecuali jin dan manusia. Apabila mayat dimandikan, lalu roh berkata : "Wahai orang yang memandikan, aku minta kepadamu kerana Allah untuk melepaskan pakaianku dengan perlahan-lahan sebab pada saat ini aku beristirahat daripada seretanmalaikat maut".

Selepas itu, mayat pula bersuara sambil merayu : "Wahai orang yang memandikan, janganlah engkau menuangkan airmu dalam keadaan panas. Begitu juga jangan menuangnya dengan air yang dingin kerana tubuhku terbakar apabila terlepasnya roh dari tubuh". Apabila dimandikan, roh sekali lagi merayu :"Demi Allah, wahai orang yang memandikan jangan engkau menggosok aku dengan kuat sebab tubuh kuluka-luka dengan keluarnya roh".

Setelah dimandi dan dikafankan, telapak kaki mayat diikat dan ia pun memanggil-manggil dan berpesan lagi supaya jangan diikat terlalu kuat serta mengafani kepalanya kerana ingin melihat wajahnya sendiri, anak-anak, isteri atau suami buat kali terakhir kerana tidak dapat melihat lagi sampai Hari Kiamat. Sebaik keluar dari rumah lalu ia berpesan : "Demi Allah, wahai jemaahku, aku telah meniggalkan isteriku menjadi Balu. Maka janganlah kamu menyakitinya. Anak-anakku telah menjadi yatim dan janganlah kalian menyakiti mereka. Sesungguhnya pada hari itu aku telah keluar dari rumahku dan aku tidak akan dapat kembali kepada mereka buat selama-lamanya".

Sesudah mayat diletakkan pada pengusung, sekali lagi diserunya kepada jemaah supaya jangan mempercepatkan mayatnya ke kubur selagi belum mendengar suara anak-anak dan sanak saudara buat kali terakhir. Sesudah dibawa dan melangkah sebanyak tiga langkah dari rumah, roh pula berpesan: "Wahai Kekasihku, wahai saudaraku dan wahai anak-anakku, jangan kamu diperdaya dunia sebagaimana ia memperdayakan aku dan janganlah kamu lalai ketika ini sebagaimana ia melalaikan aku". "Sesungguhnya aku tinggalkan apa yang aku telah aku kumpulkan untuk warisku dan sedikitpun mereka tidak mahu menanggung kesalahanku". "Adapun didunia, Allah menghisab aku, padahal kamu berasa senang dengan keduniaan. Dan mereka juga tidak mahu mendoakan aku".

Ada satu riwayat drp Abi Qalabah mengenai mimpi beliau yang melihat kubur pecah. Lalu mayat-mayat itu keluar dari duduk di tepi kubur masing-masing. Bagaimanapun tidak seorang pun ada tanda-tanda memperolehi nur di muka mereka. Dalam mimpi itu, Abi Qalabah dapat melihat jirannya juga dalam keadaan yang sama. Lalu dia bertanya kepada mayat jirannya mengenai ketiadaan nur itu. Maka mayat itu menjawab: "Sesungguhnya bagi mereka yang memperolehi nur adalah kerana petunjuk drpd anak-anak dan teman-teman. Sebaliknya aku mempunyai anak-anak yang tidak soleh dan tidak pernah mendoakan aku".

Setelah mendengar jawapan mayat itu, Abi Qalabah pun terjaga. Pada malam itu juga dia memanggil anak jirannya dan menceritakan apa yang dilihatnya dalam mimpi mengenai bapa mereka. Mendengar keadaan itu, anak-anak jiran itu berjanji di hadapan Abi Qalabah akan mendoa dan bersedekah untuk bapanya. Seterusnya tidak lama selepas itu, Abi Qalabah sekali lagi bermimpi melihat jirannya. Bagaimanapun kali ini jirannya sudah ada nur dimukanya dan kelihatan lebih terang daripada matahari.

Baginda Rasullullah S.A.W berkata: "Apabila telah sampai ajal seseorang itu maka akan masuklah satu kumpulan malaikat ke dalam lubang-lubang kecil dalam badan dan kemudian mereka menarik rohnya melalui kedua-dua telapak kakinya sehingga sampai kelutut. Setelah itu datang pula sekumpulan malaikat yang lain masuk menarik roh dari lutut hingga sampai ke perut dan kemudiannya mereka keluar. Datang lagi satu kumpulan malaikat yang lain masuk dan menarik rohnya dari perut hingga sampai ke dada dan kemudiannya mereka keluar. Dan akhir sekali datang lagi satu kumpulan malaikat masuk dan menarik roh dari dadanya hingga sampai ke kerongkong dan itulah yang dikatakan saat nazak orang itu."

Sambung Rasullullah S.A.W. lagi: "Kalau orang yang nazak itu orang yang beriman, maka malaikat Jibrail A.S. akan menebarkan sayapnya yang di sebelah kanan sehingga orang yang nazak itu dapat melihat kedudukannya di syurga. Apabila orang yang beriman itu melihat syurga, maka dia akan lupa kepada orang yang berada di sekelilinginya. Ini adalah kerana sangat rindunya pada syurga dan melihat terus pandangannya kepada sayap Jibrail A.S. "Kalau orang yang nazak itu orang munafik, maka Jibrail A.S. akan menebarkan sayap di sebelah kiri. Maka orang yang nazak tu dapat melihat kedudukannya di neraka dan dalam masa itu orang itu tidak lagi melihat orang di sekelilinginya. Ini adalah kerana terlalu takutnya apabila melihat neraka yang akan menjadi tempat tinggalnya."

Dari sebuah hadis bahawa apabila Allah S.W.T. menghendaki seorang mukmin itu dicabut nyawanya maka datanglah malaikat maut. Apabila malaikat maut hendak mencabut roh orang mukmin itu dari arah mulut maka keluarlah zikir dari mulut orang mukmin itu dengan berkata: "Tidak ada jalan bagimu mencabut roh orang ini melalui jalan ini kerana orang ini sentiasa menjadikan lidahnya berzikir kepada Allah S.W.T." Setelah malaikat maut mendengar menjelasan itu, maka dia pun kembali kepada Allah S.W.T. dan menjelaskan apa yang diucapkan oleh lidah orang mukmin itu.

Lalu Allah S.W.T. berfirman yang bermaksud: "Wahai malaikat maut, kamu cabutlah ruhnya dari arah lain." Sebaik saja malaikat maut mendapat perintah Allah S.W.T. maka malaikat maut pun cuba mencabut roh orang mukmin dari arah tangan. Tapi keluarlah sedekah dari arah tangan orang mukmin itu, keluarlah usapan kepala anak-anak yatim dan keluar penulisan ilmu. Maka berkata tangan: Tidak ada jalan bagimu untuk mencabut roh orang mukmin dari arah ini, tangan ini telah mengeluarkan sedekah, tangan ini mengusap kepala anak-anak yatim dan tangan ini menulis ilmu pengetahuan."

Oleh kerana malaikat maut gagal untuk mencabut roh orang mukmin dari arah tangan maka malaikat maut cuba pula dari arah kaki. Malangnya malaikat maut juga gagal melakukan sebab kaki berkata: Tidak ada jalan bagimu dari arah ini Kerana kaki ini sentiasa berjalan berulang ali! k mengerjakan solat dengan berjemaah dan kaki ini juga berjalan menghadiri majlis-majlis ilmu." Apabila gagal malaikat maut, mencabut roh orang mukmin dari arah kaki, maka malaikat maut cuba pula dari arah telinga. Sebaik saja malaikat maut menghampiri telinga maka telinga pun berkata: "Tidak ada jalan bagimudari arah ini kerana telinga ini sentiasa mendengar bacaan Al-Quran dan zikir."

Akhir sekali malaikat maut cuba mencabut orang mukmin dari arah mata tetapi baru saja hendak menghampiri mata maka berkata mata: "Tidak ada jalan bagimu dari arah ini sebab mata ini sentiasa melihat beberapa
mushaf dan kitab-kitab dan mata ini sentiasa menangis kerana takutkan Allah." Setelah gagal maka malaikat maut kembali kepada Allah S.W.T. Kemudian Allah S.W.T. berfirman yang bermaksud: "Wahai malaikatKu, tulis AsmaKu ditelapak tanganmu dan tunjukkan kepada roh orang yang beriman itu." Sebaik saja mendapat perintah Allah S.W.T. maka malaikat maut menghampiri roh orang itu dan menunjukkan Asma Allah S.W.T. Sebaik saja melihat Asma Allah dan cintanya kepada Allah S.W.T maka keluarlah roh tersebut dari arah mulut dengan tenang.

Abu Bakar R.A. telah ditanya tentang kemana roh pergi setelah ia keluar dari jasad. Maka berkata Abu Bakar R.A: "Roh itu menuju ketujuh tempat:-

1. Roh para Nabi dan utusan menuju ke Syurga Adnin.
2. Roh para ulama menuju ke Syurga Firdaus.
3. Roh mereka yang berbahagia menuju ke Syurga Illiyyina.
4. Roh para shuhada berterbangan seperti burung di syurga mengikut kehendak mereka.
5. Roh para mukmin yang berdosa akan tergantung di udara tidak di bumi dan tidak di langit sampai hari kiamat.
6. Roh anak-anak orang yang beriman akan berada di gunung dari minyak misik.
7. Roh orang-orang kafir akan berada dalam neraka Sijjin, mereka diseksa berserta jasadnya hingga sampai hari Kiamat."

Telah bersabda Rasullullah S.A.W: Tiga kelompok manusia yang akan dijabat tangannya oleh para malaikat pada hari mereka keluar dari
kuburnya:-

1. Orang-orang yang mati syahid.
2. Orang-orang yang mengerjakan solat malam dalam bulan ramadhan.
3. Orang berpuasa di hari Arafah.

Sekian untuk ingatan kita bersama.

Friday, September 11, 2009

Cinta kepada Allah

Pada satu musim haji, beberapa orang ahli sufi telah berkumpul di Mekkah termasuk Abu Bakar Al-Kattani dan Al-Junaid Al-Bagdadi. Waktu itu Junaid masih lagi muda tetapi merupakan ahli sufi, yang demikian beliau merupakan kalangan ahli sufi yang termuda di dalam majlis tersebut.

Mereka sedang membahaskan konsep cinta kepada Allah khususnya menurut ahli sufi. Masing-masing mengemukakan pendapat masing-masing di dalam majlis tersebut. Setelah itu mereka yang lain merasa ingin mendengar pula pendapat ahli sufi muda ini dalam hal tersebut.

"Sila kemukakan pendapatmu wahai pemuda Iraq." kata mereka kepada Al-Junaid. Maka tertunduklah kepala Al-Junaid dan bersertalah air matanya mengalir dipipinya yang kemudian mengangkat kembali kepalanya seraya berkata,

"Orang yang asyik Cinta kepada Allah ialah orang yang membebaskan dirinya dari segala nafsunya, dan sebagai akibat daripada itu, dia hanya menyibukkan dirinya berzikir kepada Allah subhanahu wa ta`ala. Dia sentiasa melaksanakan segala tugas-tugas yang Allah suruhkan kepadanya, dia melihat kebesaran Allah dengan mata hatinya. Nur Allah dan kebesaran-Nya menguasai dan menghiasi seluruh jiwanya, sehingga kosong hatinya dari apa saja melainkan Allah. Dia telah minum air cinta yang jernih daripada-Nya. Tersingkaplah segala Hijab sehingga jelas baginya. Maka jika ia bercakap, dia tidak bercakap melainkan bersama Allah. Dari mulutnya tidak keluar satu perkataan melainkan Allah. Demikian jua jika ia bergerak, maka gerak itu atas perintah Allah, dan jika ia mendiamkan diri, dia bersama Allah. Pokoknya segala apa saja gerakan, perkataan dan fikirannya hanyalah kerana Allah dan bersama Allah."

Mendengar keterangan yang sangat menakjubkan itu, maka menangislah kesemua ahli sufi yang hadir dan syeikh yang hadir, lalu berkata "Tidak ada penjelasan yang lebih baik dan terang selain itu." Mereka tersangat kagum kepada Junaid kerana masih terlalu muda dan berupaya mengeluarkan perkataan itu. "Semoga Allah tetap membimbingmu wahai mahkota kerohanian," kata mereka lagi.

Firman Allah kepada Nabi Daud;
"HambaKu yang aku cintai adalah mereka yang mencari Aku, bukan kerana takutkan hukumanKu atau hendakkan kurniaanKu, tetapi semata-mata Aku ini Tuhan"

"Tidak beriman seorang kamu sebelum Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya daripada yang lain-lain." (Bukhari & Muslim)

Tersebut dalam Kitab Zabur:
"Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang beribadah kepadaKu kerana syurga atau neraka, kalaulah Aku tidak menciptakan syurga atau neraka, apakah aku tidak layak untuk ditaati?"

Abu Sulaiman berkata;
"Siapa yang hari ini (ketika hidup) sibuk dengan dirinya, maka dia itu nanti (setelah mati) akan sibuklah dengan dirinya sendiri. Siapa hari ini sibuk dengan Tuhannya, maka dia itu esok akan sibuk juga dengan Tuahnnya."

Wahyu Allah s.w.t kepada Nabi Isa a.s.;
"Bahawasanya Aku apabila Aku lihat pada hati hambaKu, lantas Aku tidak mendapatkan dalam hatinya cinta pada dunia dan cinta pada akhirat, nescaya Aku penuhkan hatinya itu dari 'cintaKu' (padanya)."

Kata Junaid;
"Tanda cinta itu ialah berterusan rajin dan bersungguh-sungguh dengan kerinduan.

Antara bukti kecintaan hamba kepada Khaliq:

1. Cinta untuk bertemu Tuhannya
2. Membanyakkan sujud
3. Sanggup mencari syahid dan berjuang di jalan Allah
4. Tidak akan berbuat maksiat
5. Cinta untuk berzikir kepada-Nya
6. Cinta kepada Al Quran
7. Rajin bertahajjud
8. Berasa nikmat apabila mentaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya
9. Tidak terpengaruh dengan celaan orang.
10. Takut- iaitu takut pada tempatnya.
11. Menyembunyikan kecintaan.

Saturday, September 5, 2009

Muhasabah

Wahai manusia !

Aku heran pada orang yang yakin akan kematian, tapi hidup bersuka ria.
Aku heran pada orang yang yakin akan pertanggungjawaban segala amal perbuatan di akhirat, tapi asyik mengumpulkan dan menumpuk harta.
Aku heran pada orang yang yakin akan kubur, tapi ia tertawa terbahak-bahak.
Aku heran pada orang yang yakin akan adanya alam akhirat, tapi ia menjalani hidupnya dengan bersantai-santai.
Aku heran pada orang yang yakin akan kehancuran dunia, tapi ia menggandrunginya.
Aku heran pada intelektual, yang bodoh dalam soal moral.
Aku heran pada orang yang bersuci dengan air, sementara hatinya masih tetap kotor.
Aku heran pada orang yang sibuk mencari cacat dan aib orang lain, sementara ia tidak sadar sama sekali terhadap cacat yang ada pada dirinya.
Aku heran pada orang yang yakin bahwa Allah SWT senantiasa mengawasi segala perilakunya tapi ia berbuat durjana.
Aku heran pada orang yang sadar akan kematiannya, kemudian akan tinggal dalam kubur seorang diri, lalu diminta pertanggungjawaban seluruh amal perbuatannya, tapi berharap belas kasih orang lain.
Sungguh.. tiada Tuhan kecuali Aku.. dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Ku.

Wahai manusia !

Hari demi hari usiamu kian berkurang, sementara engkau tidak pernah menyadarinya. Setiap hari Aku datangkan rezeki kepadamu, sementara engkau tidak pernah memujiKu. Dengan pemberian yang sedikit, engkau tidak pernah mau lapang dada. Dengan pemberian yang banyak, engkau tidak juga pernah merasa kenyang.

Wahai manusia !

Setiap hari Aku mendatangkan rezeki untukmu. Sementara setiap malam malaikat datang kepadaKu dengan membawa catatan perbuatan burukmu. Engkau makan dengan lahap rezekiKu, namun engkau tidak segan-segan pula berbuat durhaka kepadaKu. Aku kabulkan jika engkau memohon kepadaKu. KebaikanKu tak putus-putus mengalir untukmu. Namun sebaliknya, catatan keburukanmu sampai kepadaKu tiada henti.

Akulah pelindung terbaik untukmu. Sedangkan engkau hamba terhuna bagiKu. Kau raup segala apa yang Kuberikan untukmu. Kututupi keaiban yang kau perbuat secara terang-terangan.
Aku sungguh sangat malu kepadamu, sementara engkau sedikitpun tak pernah merasa malu kepadaKu. Engkau melupakan diriKu dan mengingat yang lain.

Kepada manusia engkau merasa takut, sedangkan kepadaKu engkau merasa aman-aman saja.
Pada manusia engkau takut dimarahi, tetapi pada murka-Ku engkau tak peduli.”

Ikhwan fillah, bersujudlah dan bertaubatlah kepada Allah SWT serta menangislah..
betapa banyak dosa yang telah kita perbuat selama ini..
lihatlah betapa banyak kelalaian yang telah kita lakukan selama ini.

“Ya Allah,
kami bukanlah hambaMu yang pantas memasuki surga firdausMu,
tidak juga kami mampu akan siksa api nerakaMu, berilah hambaMu ini ampunan,
dan hapuskanlah dosa-dosa kami, sesungguhnya hanya Engkaulah Sang Maha Pengampun, Sang Maha Agung.

Ya Allah,
dosa-dosa kami seperti butiran pasir dipantai,
anugrahilah kami ampunan wahai Yang Maha Agung,
umur kami berkurang setiap hari sedangkan dosa-dosa kami terus bertambah
adakah jalan upaya bagi kami.

Ya Allah,
hambaMu yang penuh maksiat ini bersimpuh menghadapMu mengakui dosa-dosanya dan memohon kepadaMu,
ampunilah, karena hanya Engkaulah Sang Pemilik Ampunan,
bila Engkau Campakkan kami,
kepada siapa dan kemana kami mesti berharap selain dariMu”.

“Hisablah dirimu sebelum Allah menghisabmu”. (Imam Ali bin Abu Thalib RA)

Wednesday, September 2, 2009

Nasihat Imam al-Ghazali

Wahai anak! Nasehat itu mudah, yang sulit adalah menerimanya; karena terasa pahit oleh hawa nafsu yang menyukai segala yang terlarang. Terutama dikalangan penuntut ilmu yang membuang-buang waktu dalam mencari kebesaran diri dan kemegahan duniawi. Ia mengira didalam ilmu yang tak bersari itulah terkandung keselamatan dan kebahagiaan, dan ia menyangka tak perlu beramal. Inilah kepercayaan filsul-filsuf.

Ia tidak tahu bahwa ketika ada pada seseorang ilmu, maka ada yang memberatkan, seperti disabdakan Rasulallah saw: "Orang yang berat menanggung siksa di hari kiamat ialah orang yang berilmu namun tidak mendapat manfaat dari ilmunya itu."

Wahai anak! Janganlah engkau hidup dengan kemiskinan amal dan kehilangan kemauan kerja. Yakinlah bahwa ilmu tanpa amal semata-mata tidak akan menyelamatkan orang. Jika disuatu medan pertempuran ada seorang yang gagah berani dengan persenjataan lengkap dihadapkan dengan seekor singa yang galak, dapatkah senjatanya melindungi dari bahaya, jika tidak diangkat, dipukulkan dan ditikamkan? Tentu saja tidak akan menolong, kecuali diangkat, dipukulkan dan ditikamkan. Demikian pula jika seseorang membaca dan mempelajari seratus ribu masalah ilmiah, jika tidak diamalkan maka tidaklah akan mendatangkan faedah.

Wahai anak! Berapa malam engkau berjaga guna mengulang-ulang ilmu, membaca buku, dan engkau haramkan tidur atas dirimu. Aku tak tahu, apa yang menjadi pendorongmu. Jika yang menjadi pendorongmu adalah kehendak mencari materi dan kesenangan dunia atau mengejar pangkat atau mencari kelebihan atas kawansemata, maka malanglah engkau. Namun jika yang mendorongmu adalah keinginan untuk menghidupkan syariat Rasulallah saw dan menyucikan budi pekertimu serta menundukkan nafsu yang tiada henti mengajak kepada kejahatan, maka mujurlah engkau. Benar sekali kata seorang penyair, "Biarpun kantuk menyiksa mata, Akan percuma semata-mata jika tak karena Allah semata".

Wahai anak! Hiduplah sebagaimana maumu, namun ingat bahwasanya engkau akan mati. Dan cintailah siapa yang engkau sukai, namun ingat! engkau akan berpisah dengannya. Dan berbuatlah seperti yang engkau kehendaki, namun ingat! engkau pasti akan menerima balasannya nanti.