Thursday, March 24, 2011

Sedekah

Sedekah itu banyak aspeknya,
Iaitu setiap kebaikan yang kita beri kepada orang, 
Samada bersifat maddi atau maknawi, sedekah namanya,
Kalau kita bagi wang kepada orang, itu sedekah namanya,
Semua orang tahu,
Kita bagi senyuman kepada orang dianggap sedekah,
Kita bermesra dengan orang dianggap sedekah juga,
Kita bagi tenaga menolong orang dianggap sedekah juga,
Kita memberi kemaafan dianggap sedekah juga, 
Kita bertolak ansur dengan orang dianggap sedekah juga,
Kita bagi masa untuk kemudahan seseorang dianggap sedekah juga,
Kita beri nasihat kepada seseorang juga sedekah,
Kalau kita beri ilmu kepada seseorang dianggap sedekah juga, 
Menunjuk jalan kepada seseorang yang sesat jalan dianggap sedekah,
Jadi sedekah itu bukan wang ringgit semata-mata,
Atau apa sahaja yang kita beri kepada seseorang 
Yang menggembirakannya, itu sedekah,
Kadang-kadang sedekah yang merupakan wang ringgit
Cepat habis atau cepat dilupakan,
Tapi yang bersifat ilmu dan kemaafan,
Seumur hidup dikenang orang.  


Friday, March 11, 2011

Kisah Nabi Ayyub a.s.

Nabi Ayyub ‘alaihissalam adalah salah seorang Nabi yang terkenal dengan kesabarannya, maka mari kita simak kisah beliau berikut ini dan semoga kisah ini bisa menambah kesabaran kita. Amiin.

Para ahli tafsir, ahlli sejarah, dan ilmuwan lainnya mengatakan: Ayyub ‘alaihissalam adalah seorang yang mempunyai banyak kekayaan dengan aneka ragam wujudnya, baik binatang ternak maupun tanah pertanian yang membentang di daerah Hauran.”Ibnu ‘Asakir (di kitab tarikh Dimasq) menceritakan: Semuanya itu adalah miliknya. Disamping itu dia mempunyai anak dan anggota keluarga yang sangat banyak. Lalu semua kekayaan itu diambil darinya, kemudian fisiknya diuji dengan berbagai macam penyakit, sehingga tidak ada satu pun anggota tubuhnya yang sehat selain hati dan lidahnya yang selalu berdzikir kepada Allah Ta’ala. Dengan penderitaan itu ia tetap sabar dan tabah serta selalu berdzikir kepada Allah Ta’ala siang dan malam hari, pagi dan sore hari.

Penyakit yang dideritanya itu berlangsung cukup lama hingga dia dikucilkan dan diusir dari kampungnya serta diputus dari interaksi dengan banyak orang. Tidak ada yang menaruh kasihan kecuali istrinya saja, di mana dia selalu memberikan perhatian yang dalam, dan dia tidak melupakan dan tetap menghargai kebaikan dan kasih sayang Ayyub ‘alaihissalam di masa lalu. Istrinya tidak henti-hentinya mengurus segala yang dibutuhkannya, termasuk membantunya buang hajat dan memenuhi semua keperluannya sehingga keadaan istrinya emakin lemah dan hartanya semakin menipis, hingga dia bekerja pada orang lain untuk dapat memberi makan suaminya serta mengobati suaminya-mudah-mudahan Allah meridhainya dan memberikan keridhaan kepadanya-.Namun dia tetap sabar dan tabah dengan peristiwa yang menimpanya dan dengan hilangnya kekayaan dan anak dari sisinya serta penderitaan yang dating bertubi-tubi setelah seblumnya dia merasakan kenikmatan dan kemuliaan. Maka Innaa lillaahi wa Innaa ilaihi raaji’un (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami akan kembali)

Dan dalam hadits shahih riwayat Timidzi, Ibnu Majah, Ahmad dll ditegaskan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Orang yang mendapat cobaan paling berat adalah para Nabi, lalu orang-orang yang semisalnya dan orang yang semisalnya,seseorang diuji sesuai kadar agamanya, apabila agamanya kuat maka bertambah besar pula ujiannya, dan apabila agamanya lemah maka dia diuji sesuai kadar agamanya. Dan senantiasa seseorang mendapat ujian sampai dia berjalan di atas bumi dan tidak menanggung dosa.”(shahih riwayat Ahmad,Ibnu Majah dll)

Ujian dan cobaan itu tidak menambah Ayyub ‘alaihissalam melainkan kesabaran, pujian, dan rasa syukur. Kisah di atas merupakan contoh kesabaran Ayyub ‘alaihissalam, serta beratnya bala’ dan ujian yang ia hadapi.

Para ahli tafsir dan sejarah berbeda pendapat mengenai masa cobaan yang dijalaninya.Dan yang benar adalah sebagaimana disebutkan di dalam sunnah yang shahih.

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, “Sesungguhnya Nabi Allah Ayub’alaihissalam diuji dengan musibah tersebut selama delapan belas tahun, dimana keluarga dekat serta keluarga yang jauh telah menolaknya dan mengusirnya kecuali dua orang laki-laki dari saudara-saudaranya, dimana keduanya telah memberinya makan dan mengunjunginya. Kemudian pada suatu hari salah seorang dari kedua saudaranya itu berkata kepada saudaranya yang satu, ‘Demi Allahtahukah kamui, bahwa Ayub telah melakukan suatu dosa yang belum pernah dilakukan siapa pun di dunia ini.’ Sahabatnya itu bertanya, ‘Dosa apakah itu?.’ Saudaranya tadi berkata, ‘Selama delapan belas tahun Allah tidak merahmatinya, sehingga menimpalah apa yang yang menimpanya.’ Ketika keduanya mengunjungi Ayub ‘alaihissalam maka salah seorang dari kedua saudaranya itu tidak dapat menahan kesabarannya, sehingga ia menyampaikan pembicaraan tersebut kepadanya. Ayub ‘alaihissalam menjawab, ‘Aku tidak mengetahui apa yang kamu berdua bicarakan, kecuali Allah Ta’ala mengetahui; bahwa aku pernah berjalan melewati dua orang laki-laki yang berselisih,lalu keduanya menyebut-nyebut nama Allah.Lalu aku kembali ke rumahku dan menutup diri dari keduanya, karena merasa benci nama Allah disebut, kecuali dalam masalah yang haq.’”

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ketika Ayub ‘alaihissalam pergi menunaikan hajatnya maka istrinya memegang tangannya hingga selesai. Suatu hari istrinya datang terlambat dan Ayub ‘alaihissalam menerima wahyu, ‘Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan minum.’ (Shad: 42) Ketika istrinya datang dan bermaksud menemuinya, maka ia melayangkan pandangannya dalam keadaan tertegun, dan Ayub AS menyambutnya dalam rupa dimana Allah telah menyembuhkan penyakit yang dideritanya, dan rupanya sangat tampan seperti semula. Ketika istrinya melihatnya, seraya bertanya, ‘Semoga Allah memberkatimu, apakah engkau melihat Nabi Allah yang sedang diuji? Demi Allah, bahwa aku melihatnya mirip denganmu saat ia sehat.’ Ayub ’alaihissalam menjawab, ‘Sesungguhnya aku ini adalah dia.’ Ketika itu di hadapannya terdapat dua buah gundukan yaitu gundukan gandum dan jewawut. Kemudian Allah mengirim dua buah awan, dimana ketika salah satunya menaungi gundukan gandum, maka tercurah padanya emas hingga penuh, sedangkan pada gundukan jewawut tercurah mata uang hingga penuh.” (HR. Abu Ya’la, 3617, yang dishahihkan al-Hakim (2/581-582) dan Ibnu Hibban (2091) serta al-Albani dalam kitab Shahîh-nya no. 17).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi, beliau bersabda:“Setelah menyuembuhkan Ayyub ‘alaihissalam, Allah menurunkan hujan berupa belalang emas kepadanya. Lalu Ayyub mengambil sebagian darinya dengan tangannya dan memasukannya ke dalam bajunya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :”Ketika Ayyub sedang mandi dalam keadaan telanjang, tiba-tiba sekumpulan belalang emas bersujud, kemudian Ayyub meraupnya dan memasukkan ke bajunya, lalu Rabbnya berseru kepadanya :’Hai Ayyub, bukankah Aku telah menjadikan kamu kaya seperti yang kamu saksikan?’Ia menjawab:’Benar, ya Rabbku, tetapi tiada pernah aku merasa cukup dari berkah-Mu.’”

Dan fiman Allah Ta'ala:

“Hantamkanlah kakimu”(QS.Shaad:42)

Artinya, hentakkanlah kakimu ketanah. Maka Ayyub ‘alaihissalam pun mentaati perintah-Nya, Sehingga Allah Ta’ala membuatkan sumber air yang jernih, lalu menyuruhnya mandi dan minum dari air tersebut. Setelah mandi dan meminum air itu, maka lenyaplah semua penyakit yang dideritanya selama ini, baik yang lahir maupun yang bathin. Dan setelah itu Allah Ta’ala menggantinya dengan kesehatan lahir dan bathin, ketampanan yang sempurna dan harta kekayaan yang melimpah, Bahkan Allah Ta’ala juga menurunkan hujan belalang emas kepadanya, serta mengembalikan keluarganya, sebagaimana yang difirmankan-Nya:

“Dan Kami Anugerahkan ia dengan mengumpulkan kembali keluarganya dan Kami tambahkan kepada mereka sebanyak mereka pula” (QS.Al-Anbiyaa’:84)

Ada yang berpendapat:”Allah Ta’ala menghidupkan mereka secara keseluruhan.”Dan ada lagi yang menyatakan:”Allah Ta’ala memberikan ganti kepadanya ketika di dunia dan menyatukan mereka kembali bersamanya kelak di akhirat.”
Dan firman-Nya :

“Sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah. (QSAl-Anbiyaa’:84)

Maksudnya, Kami hilangkan kesusahan yang dideritanya dan Kami lenyapkan penderitaanya sebagai rahmat dari Kami sekaligus kasih sayang dan kebaikan Kami kepadanya.

“Dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang beribadah kepada Allah. (QS.AlAnbiyaa’:84)

Yaitu, sebagai peringatan bagi orang yang mengalami cobaan, baik fisik, harta kekayaan, mauoun anak keturunannya. Maka hendaklah dia menjadikan Nabi Ayyub ‘alaihissalam sebagai suri tauladan, di mana beliau pernah diuji oleh Allah dengan cobaan yang lebih berat, lalu dia bersabar sehingga Allah menyembuhkannya kembali.

Dan setelah itu, Nabi Ayyub ‘alaihssalam sempat menjalani hidup selama tujuh puluh tahun di negeri Romawi dengan memeluk agama yang hanif, adapun orang-orang yang setelahnya mereka merubah agama Ibrahim ‘alaihissalam.

Thursday, March 3, 2011

Kuasa Dan Kerja Tuhan

Engkau tidak lihatkah kuasa Tuhan dan kerja-kerja-Nya,
Setiap hari kita lihat, membaca dan mendengarnya,
Sungguh menakut dan mengerikan,
Orang-orang kaya, yang punya nama, tiba-tiba mati mengejut meninggalkan harta,
Orang-orang kaya yang punya glamour, tiba-tiba muflis menjadi papa,
Pemimpin-pemimpin yang ternama yang sedang membina nama,
Tiba-tiba dijatuhkan oleh rakyatnya,
Seorang yang ternama dikagumi oleh dunia mati terhina,
Gunung berapi meledak, gempa bumi menggoncang, air bah mengamuk,
Tidak dapat dibendung oleh alat-alat sains teknologi yang canggih,
Kapal terbang jatuh membunuh beratus-ratus penumpang,
Yang tidak mampu tenaga manusia membendungnya,
Belum lagi manusia mati setiap hari akibat perang yang manusia bukan suka,
Tapi tidak dapat menahan dan membendung daripada berlakunya peperangan yang memusnah,
Hampir setiap bulan di dunia ada sahaja negara yang dipukul ribut,
Memusnahkan dan merosakkan apa sahaja,
Air bah yang mengganas memusnah, meruntuh dan membinasakan apa sahaja,
Belum lagi soal-soal jenayah yang manusia tidak suka tapi terjadi,
Eksiden dan pelanggaran kereta setiap hari membunuh dan merosakkan,
Tanah runtuh dan berbagai-bagai lagi kejadian yang mengerikan terjadi,
Tidak mampu manusia mengelakkannya sekalipun mempunyai ilmu yang tinggi,

Begitulah kuasa Tuhan dan kerja Tuhan di dunia ini,
Tapi tidak ada manusia mengambil iktibar dan pengajaran,
Tidak juga manusia itu kembali kepada Tuhan,
Di Akhirat lebih lagi parah kena hukuman,
Bagi mereka yang tidak sedar dan tidak rujuk kepada Tuhan,
Yang seksaannya lebih parah lagi,
Yang penderitaannya lebih sengsara lagi dan lebih hebat.

Saturday, February 26, 2011

'Ikhwan' - Umat Yang Dirindui Oleh Rasulullah s.a.w

Rasulullah kami umatmuwalau tak pernah melihat wajahmukami cuba mengingatimudan kami cuba mengamal sunnahmu"

Pada suatu hari, berlaku perbualan di antara Nabi saw. dengan Saidina Abu Bakar Siddiq serta para sahabat lain. “Wahai Abu Bakar, aku begitu rindu hendak bertemu dengan saudara-saudaraku( ikhwanku ),” berkata Nabi saw. “Wahai Rasulullah, bukankah kami ini teman-teman engkau?” jawab Abu Bakar. “Bukan,” jawab Nabi saw. “Kamu adalah sahabat-sahabatku”.

Para sahabat menjadi keliru dan hairan siapakah yang dimaksudkan dengan ikhwan yang Nabi rindukan itu. Setahu mereka yang paling rapat dengan Nabi ialah para sahabat sendiri. Melihatkan Abu Bakar dan sahabat-sahabat lain kebingungan, Nabi segera menjelaskan; “Ikhwan ialah mereka yang belum pernah melihat aku, tetapi mereka beriman dengan aku sebagai Rasulullah dan mereka mencintaiku lebih daripada kecintaannya kepada anak dan orang-orang tua mereka”. Para sahabat masih belum berpuas hati dan bertanya, “Ya Rasulullah, bukankah kami ini ikhwan( saudara) engkau?”. “Kamu semua adalah sahabat-sahabatku!” sekali lagi Nabi menjelaskan.

“Wahai Abu Bakar, tidakkah engkau juga merindui ikhwanku itu, kerana mereka juga mencintai engkau lantaran engkau adalah sahabatku?” Persoalan ikhwan menjadi teka-teki kepada para sahabat. Kemudian Nabi memberitahu bahawa mereka ialah umat Nabi sesudah wafatnya baginda. Walaupun mereka tidak berjumpa dengan baginda namun tetap beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka membaca al-Quran dan al-Hadis serta mencintai Nabi-Nya sebagai Rasulullah yang penghabisan. Mereka juga mencintai sahabat-sahabat Nabi yang berjuang menegakkan Islam”.

Alhamdulillah yang dimaksudkan oleh Nabi sebagai ikhwan itu ialah umat terkemudian termasuk diri kita. Jika kita mengikut ajaran Nabi serta mencintai baginda, Nabi saw. amat menyanjungi serta merindui kita kerana menurut baginda meskipun kita tidak berpeluang berjumpa dengannya, namun kita tetap beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Golongan ikhwan ini pernah Nabi katakan sebagai makhluk yang paling ajaib imannya kerana beriman tanpa bertemu dengan Nabi sendiri. “Berbahagialah orang yang dapat berjumpa dan beriman dengan aku. Dan berbahagialah 70 kali ganda orang-orang yang beriman dengan aku, meskipun tidak pernah berjumpa dengan aku!” jelas Nabi lagi. Semoga kita termasuk dalam golongan umat yang diberi gelaran sebagai ‘ikhwan’ – umat yang dirindui Nabi saw.

Berangkat dari riwayat di atas, saya belajar memaknai iman sebagai sebuah tantangan. Semakin tinggi tingkat tantangan, semakin tinggi pula tingkat iman kita. Semakin sulit kita menjalankan sebuah keyakinan (iman), semakin tinggi pula nilai iman kita di sisi Allah.

Ilustrasi berikut mungkin bisa menyederhanakan persoalan: Seorang waliyullah tidak diragukan lagi telah melihat berbagai "keajaiban" dan "rahasia" Allah. Dia sudah menyaksikan dan merasakan getaran cinta ilahi. Kalau Allah mengangkat derajatnya, tentu saja kita tak akan hairan. Yang membuat kita takjub adalah, seorang usahawab yang sangat sibuk dan telah menyaksikan bahwa
"time is money", namun tetap berusaha menunaikan shalat lima waktu di sela-sela kesibukannya. Begitu juga dengan seorang kuli bangunan yang lebih banyak menggunakan potensi otot dibanding potensi otaknya, namun tetap berpuasa di bulan Ramadhan meskipun dia harus kerja di tengah terik mentari.

Bagi saya, usahawan dan kuli bangunan tersebut memiliki iman yang paling menakjubkan.

Kita bukanlah sahabat Nabi yang menyaksikan secara langsung betapa mulianya akhlak junjungan kita itu; kita juga bukan malaikat yang tidak memiliki hawa nafsu; kita juga bukan waliyullah yang telah merasakan manisnya kasih sayang Allah. Kita adalah manusia biasa yang penuh dengan kelemahan.

Dalam kelemahan itulah kita masih beriman kepada Allah. Dalam ketidak hebatan kita itulah kita selalu berusaha mendekati Allah. Di tengah kesibukan dan beban ekonomi yang semakin meningkat, kita tetap keluarkan zakat dan sedekah. Tak sedikitpun kita akan gadaikan iman kita.

Di tengah dunia yang semakin mencabar, kita masih sempatkan untuk shalat. Di tengah godaan duniawi yang luar biasa, kita tahan nafsu kita di bulan Ramadhan. Di tengah kumpulan manusia yang selalu dalam kesibukan ini, kita masih bisa mensyukuri sejumput ni'mat yang diberikan Allah.

Nabi Muhammad menghibur kita, "Berbahagialah orang yang melihatku dan beriman kepadaku," Nabi ucapkan kalimat ini satu kali.

"Berbahagialah orang yang beriman kepadaku padahal tidak pernah melihatku." Nabi ucapkan kalimat terakhir ini tujuh kali.

Wallahu’alam.

Tuesday, February 22, 2011

Nabi Muhammad s.a.w

Mari kita bercerita tentang Nabi kita,
Yaitu Rasulullah SAW, penyelamat manusia dunia akhirat,
Walaupun sebelum ini kita telah menceritakan banyak kali tentangnya,
Mungkin kita ceritakan disudut-sudut lain yang belum diceritakan lagi,
Kalau pun diceritakan lagi banyak kali tidak mengapa,
Supaya yang lupa diingat kembali,
Bertambah ingat lagi,

Nabi Muhammad SAW orang luar biasa yang tidak ada taranya
Sebelum dan sesudahnya dikalangan manusia,
Sekalipun dikalangan para rasul dan para nabi yang telah diberita,
Dia adalah rohnya malaikat dan tubuhnya manusia,

Orang paling cerdik dan paling bersih rohnya,
Dikalangan manusia sebelum dan sesudahnya,
Maka dia diberi julukan oleh Tuhan ‘fathonah’,
Bahkan yang paling ‘Fathonah’ dikalangan rasul-Nya,
Ilmunya bukan didapati dari aqalnya,
Walaupun dia orang yang paling tajam aqalnya,
Dia mendapat ilmu dijatuhkan Tuhan didalam hatinya,
Wahyu namanya, dia belajar langsung dari Tuhannya,
Kerana inilah dia tidak perlu menulis
Dan membaca seperti manusia biasa,
Kerana itulah ilmunya tidak dilupa sepanjang masa,
Kalau dari aqal mungkin dilupakannya,
Ilmunya menceritakan dunia dan akhirat,

Tawakalnya luarbiasa,
Sebab itulah dimalamnya makanan tidak disimpan untuk esok harinya
Dan diberikan kepada manusia yang memerlukannya
Kerana dia yakin, kalau esoknya dia hidup
Tuhan merezekikannya,

Dia tidak membunuh orang,
Walaupun disetengah-setengah waktu dia boleh membunuhnya,
Tapi dia tidak membunuhnya,
Dia mengambil jalan yang utama,
Yaitu memaafkannya,
Kerana itu orang itu Islam ditangannya,

Beraninya luarbiasa tiada tandingannya,
Dia sanggup lewat dihadapan musuhnya seorang diri,
Musuhnya tidak mengapa-apakannya bahkan terpinga-pinga,

Kasih sayangnya sangat ketara,
Terutama kepada fakir miskin, anak-anak yatim dan janda-janda,
Orang yang bersalah dimaafkannya,
Sekalipun orang itu tidak memintanya,
Pernah hamba sahaya hendak dihukum oleh tuannya,
Dia membuka bajunya untuk disebat,
Pengganti hamba sahaya, tuan hamba sahaya itu malu dibuatnya,
Lalu dimerdekakannya,
Pernah Rasulullah SAW membeli hamba sahaya kemudian dimerdekakannya,

Pemurahnya tidak ada taranya,
Macam angin kencang lajunya,
Tiada siapa yang dapat menandinginya,
Dan tidak pernah menghampakan orang yang meminta,
Sekalipun dia terpaksa berhutang buat sementara,

Kalau ada orang mengata dan menghinanya,
Dia diam saja, tidak menjawabnya,
Gembiranya tidak ketawa, hanya senyum sahaja,
Cuma ketaranya pada mukanya,
Bahkan tidak pernah menghina orang atau mengata aibnya,
Sekalipun musuhnya,

Rasulullah makannya sedikit sekadar mengalas perutnya
Dia tidak pernah makan seorang, sekalipun lapar,
Paling tidak, dia makan berdua,
Tapi kalau dia tidak suka setengah jenis makanan itu,
Dia tidak pula mencercanya,

Kalau dia marah dengan orang, disembunyikan marahnya
Sehingga orang tidak tahu marahnya,
Dia tidak pernah melahirkan jijik kepada manusia,
Sebab itu dia sanggup makan dengan orang berkudis-kudis badannya,

Sabarnya luarbiasa,
Tentang ujian yang Tuhan timpakan kepadanya berbagai-bagai bentuknya,
Dia redha,
Lantaran itu Tuhan beri dia gelaran ‘Ulul Azmi’
Yang tiada bandingannya,
Bahkan dia ketua ‘Ulul Azmi’, dikalangan rasul-rasul,

Ditangannya lahirlah murid-murid yang luarbiasa,
Diberi gelaran sahabat namanya,
Ratusan ribu banyaknya, lebih seratus ribu bilangannya,
Ini tidak pernah berlaku dikalangan rasul-rasul sebelumnya,
Semua sahabat-sahabatnya masuk syurga,
Kerana dosa-dosa mereka diampunkan oleh Tuhannya,
Kerana menjadi sahabat-sahabatnya,
Sahabat-sahabatnya laksana bintang-bintang dilangit,
Rasul adalah bulan purnama,

Hatinya tidak tidur sekalipun matanya tidur,
Menunjukan hatinya sentiasa jaga,
Sebab itulah kalau dia tidur tidak membatalkan wudhu’nya,
Dia menghormati manusia sesuai dengan darjatnya,
Sekalipun orang itu kafir,
Kadang-kadang dibentangkan serbannya untuk tempat duduk tetamunya
Kerana menghormati tetamunya,

Dia tidak mengutuk dan melaknat makhluk Tuhan,
Sekalipun binatang yang melata,
Begitu juga tidak pernah melakukan kesalahan,
Sekalipun menyalahi utama,

Kalau dia melihat perempuan, matanya ditundukannya,
Dia orang paling pemalu,
Malunya kalah anak dara yang paling pemalu,
Sebab itu seumur hidup dia tidak pernah
Melihat kemaluannya dan kemaluan isterinya,
Kalau dia lewat, tidak diizinkan perempuan dihadapannya,

Ibadahnya banyak, terutama diwaktu malam,
Hingga bengkak-bengkak kakinya,
Dia suka berkhidmat dengan isteri-isteri dan keluarga,
Bukan diarah-arahkan oleh isteri-isterinya,
Tapi dia buat dengan sukarela,
Kerana mencari redha Tuhannya,
Dia sebaik-baik suami,
Tidak mampu orang lain membuatnya,

Bahkan dia berkhidmat dengan musuhnya,
Satu cerita yang menyayat hati kita,
Seorang buta yang benci kepadanya.
Rasul berkhidmat tanpa diketahuinya,
Hingga sampai waktu wafatnya,
Diganti oleh Saidina Abu Bakar untuk berkhidmat kepadanya,
Tapi dirasakan olehnya ada kelainan dari sebelumnya,
Kamu ini siapa?
Saidina Abu Bakar berkata “Saya Abu Bakar
Pengganti Rasul berkhidmat kepada kamu,
Yang Rasul itu sudah wafat”
Sibuta itu terkejut!
Rupanya yang berkhidmat padanya orang yang paling dibenci,
Kerana terkejutnya menjadikan dia mati,
Tapi sempat dia mengucap dua kalimah syahadat,
Islamlah dia,

Kalau dia bersahabat atau berkawan
Mengutamakan kawannya,
Bahkan berkhidmat kepada sahabatnya,
Setiap orang yang bergaul, berpuas hati dengannya,
Setiap orang merasa dia dihormatinya,
Walaupun berbagai-bagai peringkat kedudukannya,

Mari kita teruskan cerita tentang nabi kita,
Supaya lebih terperinci lagi
Cerita dan beritanya,
Dia manusia luarbiasa kekasih Tuhannya,
Agar lebih nampak dia manusia istimewa,

Dia tidak akan makan sebelum lapar,
Dia akan berhenti sebelum kenyang,
Tidak macam manusia biasa,
Dia tidak suka makanan banyak jenis lauknya,
Kalau dia suka kerana Tuhannya,
Kalau dia marah pun kerana Tuhannya,
Bukan kerana peribadinya,

Dia wafat, boleh dikatakan tidak meninggalkan harta,
Dia tidak meninggalkan sembahyang jemaah,
Kecuali sekali saja didalam hidupnya,
Yaitu waktu sakit hingga membawa wafatnya,
Makan minumnya bukan diusahakannya,
Tetapi setiap kali hendak makan, ada rezekinya,
Tapi pengikutnya disuruh berusaha,
Terutama yang ada keluarga,

Dia tidak menerima upah,
Lebih-lebih lagi meminta upah,
Kerana usaha perjuangannya,
Tetapi ulama dihari ini, memakan upah
Dari usaha dakwahnya,
Seperti yang dibuat oleh kebanyakan ulama-ulama yang cinta dunia,
Bahkan ada ulama yang meminta upah dari dakwah dan pengajiannya,

Takut dengan Tuhan ketara dimukanya,
Dia beristerikan janda kaya, Khadijah namanya,
Hartanya diserahkan habis kepadanya,
Tetapi nabi korbankan harta itu semuanya,

Dan nabi, kalau dia berkawan, sebaik-baik kawan,
Kalau dia dirumah, sebaik-baik bapa,
Kalau dia bersama isteri, sebaik-baik suami,
Kalau dia memimpin, sebaik-baik pemimpin,

Kalau dia bercakap lantang suaranya,
Tegang urat nadinya,
Kalau dia bercakap bak mutiara,
Sangat berkesan pada jiwa orang yang mendengarnya,
Kalau dia berucap atau berpidato,
tidak ada gelak ketawa manusia yang mendengarnya

Kerana manusia yang mendengar insaf dibuatnya,
Tidak seperti ulama-ulama hari ini,
Kalau mereka bercakap gelak ketawa orang yang mendengarnya,
Kerana yang dicakapkan itu dari lidahnya,
Bukan dari hatinya,
Nabi kalau bercakap singkat-singkat sahaja, tidak meleret,
Tidak seperti kebanyakan manusia,
Dia bercakap pendek sahaja,
Tapi terhimpun berbagai-bagai ilmu didalamnya,
Dikatakan oleh hadis ‘jawa miul kalim’
Kata-katanya singkat tapi padat,
Kata-katanya singkat tapi maksudnya luas,

Kata-katanya singkat tapi puas dan menggetarkan jiwa,
Tidak seperti orang lain bercakap berjela-jela, isinya tiada,
Masa terbuang cakapnya tidak menggetarkan jiwa,

Kita sambung lagi cerita nabi kita,
Nabi tidak suka berjalan-jalan membuang masa,
Juga tidak akan bercakap yang sia-sia,
Sekalipun tidak berdosa,
Kalau dia ketawa tidak berbunyi,

Insafnya dapat dilihat dimukanya,
Takutnya kepada Tuhan dimukanya ketara,
Dia melahirkan kegembiraan bila
Kawan-kawannya gembira,
Dia melahirkan kesedihan diatas kesedihan kawan-kawannya,

Rasulullah mudah menangis
Kerana takuntukan Tuhannya,
Rasulullah tahu Tuhan kasih kepadanya,

Akhlaknya sungguh agung,
Tuhan memujinya,
Bahkan mengatakan dia yang paling bertaqwa dikalangan manusia
Sebelum dan sesudahnya,

Seolah-olah dia tidak mendengar apa yang Tuhan kata terhadap dirinya,
Tuhan berkata “Akhlaknya, sungguh agungnya,
tidak ada siapa boleh menandinginya,
tetapi dia tidak merasa bangga, dia tetap merasa hamba”

Dia tetap dapat mengekalkan rasa takut dengan Tuhannya,
Rasa kehambaan sentiasa didalam hatinya,
Bahkan tidak pernah putus daripada perasaannya,
Soal Tuhan memujinya itu hak Tuhannya,
Tapi dia tetap merasa hamba kepada Tuhannya,

Tawadhu’ dengan Tuhannya, sentiasa ada,
Sangat ketara, didalam hidupnya,
Dia berpakaian jubah dan serban,
Warna yang dia suka kebanyakannya putih dan hijau,
Warna lain ada juga dipakainya,
Tapi sekali sekala,

Makan yang dia suka, susu dan kurma,
Daging sebagai lauknya,
Itulah penguat badannya,

Demikianlah secara ringkas
Yang global tentang cerita nabi kita,
Yang tidak disebut berusahalah untuk mempelajarinya,
Didalam sejarah nabi kita ada dicerita,

Mukjizat banyak berlaku ditangannya,
Yang lahir dan yang batin,
Yang besar ialah Al Quran dan Al Hadith,
Yang kekal sampai keakhir zaman,
Untuk pengajaran dan panduan kepada manusia,
Demi keselamatan manusia dunia dan akhiratnya,
Tetapi apa yang disebutkan itu
Sudah memada,

Bagi orang yang tiada masa mengkajinya,
Kalau peribadi seseorang itu dapat menggambarkan bayangan nabi kita,
Orang itu boleh menjadi ikutan manusia,
Kalau dia memimpin, Tuhan memberkatinya,
Betapalah kalau dia pemimpin yang Tuhan janjikan buat manusia,
Tetapi apa yang berlaku diakhir zaman ini,
Orang yang menceritakan nabi,
Dia melupakan diri,
Dia menceritakan memujikan nabi,
Tapi dirinya tidak terpuji,
Kerana itulah banyak cakap tidak memberi kesan
Seseorang itu banyak cakap tidak menggambarkan sikap nabinya,
Walaupun dia seorang pemimpin,
Orang tidak suka mengikutnya,
Lidahnya tidak masin,
Dia berkata tidak mengkotanya,
Bahkan orang yang mengata dan mencerca dibelakangnya,
Bahkan anak isterinya tidak menghormatinya,

Sekianlah adanya.

Monday, February 21, 2011

Rasulullah dan Seorang Wanita Tua

Suatu hari ketika berjalan, Rasulullah melihat bahwa wanita tua yang suka menyakiti baginda Rasulullah tidak ada di tempat biasanya. Di tempat yang biasa baginda lalui selalu saja wanita itu menaburkan duri dan najis. Baginda Rasulullah kemudian bertanya kepada orang perihal wanita tua itu. Ternyata wanita tua itu telah jatuh sakit. Tiada seorang pun menziarahinya Lalu baginda Rasulullah datang menziarahinya. Dibawanya hadiah.

Ketika berjumpa Rasulullah, wanita tua itu menyangka bahwa Rasulullah akan balas dendam dengannya. Wanita tua itu berkata, " Wahai Muhammad (dia memanggil Rasulullah dengan Muhammad saja), engkau hendak membalas dendam kepadaku ya! Mentang-mentang aku sakit?"

Baginda Rasulullah menjawab, " Tidak, saya dengar Ibu sedang sakit, saya datang untuk ziarah. Ini ada hadiah untuk Ibu".

Maka menangislah wanita tua itu dan berkata, " Baru aku tahu bahwa orang yang paling aku tentang itu adalah orang yang paling baik."

Akhirnya wanita tua itu masuk Islam. Halus benar akhlak baginda Rasulullah, sebab itulah perjuangannya cepat berhasil. Akhlaklah yang berperanan penting. Orang bisa masuk Islam hanya karena terpikat oleh akhlak beliau. Inilah yang sepatutnya dicontoh oleh pejuang-pejuang akhir zaman.

Saturday, February 19, 2011

Istiqamah Lebih Baik Dari 1000 Karamah

Berkata Imam Abu Qasim Al Qusyairi,
"Ketahuilah sesungguhnya wali2 Allah yang haq mendapat taufik untuk kekal istiqamah untuk mengerjakan ketaatan dan terpelihara dari mengerjakan maksiat.[ Mahfuz] ISTIQAMAH ini lebih baik dari seribu karamah yang menyalahi adat.”

Sebagaimana kata sesetengah orang A ‘rif
“Istiqamah itu terlebih baik daripada seribu keramat. Ini kerana kadang-kadang dianugerahkan keramat yang menyalahi adat bagi orang belum sempurna Istiqamah.”

Berkata Syeikh Ibnu Ibad (rh) dalarn syarahannya,
 “Keramat yang sebenar itu ialah jika terhasil Istiqamah dan sampai kepadanya kesempurnaan".

Tempat kembali lstiqamah itu kepada Dua:
Pertama: Sah keimanan kepada Allah A ‘zzawajalla.
Kedua: Patuh dan mengikut apa yang didatangkan oleh Rasulullah (saw) sama ada zahir maupun batin. Oleh itu, wajib ke atas hamba itu jangan berasa tamak melainkan kepada kedua-duanya. “

Keramat yang menyalahi adat tidak diakui sah oleh ulama yang sebenar kerana kadang-kadang keramat yang menyalahi adat itu dianugerahkan kepada orang yang belum sempurna lstiqamah.

Berkata Abul Hasan Asy-Syazali(ra)
”Bahawa adat lstiqamah itu ada dua keramat yang saling berhimpun dan saling meliputi antara satu sama lain.
Pertama: Keramat lman iaitu bertambah yakin dan syuhud yang nyata dengan mata kepala.
Kedua: Keramat Amal iaitu mengikut dan patuh  akan suruhan Allah Taala dan menjauhkan segala dakwaan dan tipu daya.

Setiap keramat yang tidak disertai keredhaan daripada  Allah Taala maka orang yang memilikinya akan mendapat kebinasaan dan kerugian.

Berkata Saiyidi Abul Abbas AI-Murasi (ra),
“Bukanlah maksud keramat itu, orang yang mampu menggulungkan bumi, kemudian tiba-tiba dia berada di Mekah dan di negeri-negeri lain tetapi maksud keramat yang sebenarnya ialah orang yang dapat menggulungkan segala sifat hawa nafsunya maka tiba-tiba ia sampai kepada Tuhannya.”

Diberitahu orang kepada Sahl bin Abdullah (ra) tentang beberapa tanda keramat dan keramat-keramat yang menyalahi adat. Maka berkata (ra)
“Apa tandanya, keramat-keramat yang menyalahi adat itu tetap akan hilang pada waktunya, tetapi keramat-keramat yang amat besar itu Allah Taala sendiri menggantikan perangai yang jahat yang ada pada diri anda dengan perangai yang terpuji.”

Diberitahu orang kepada Abi Muhammad AI-Murtaa’syi (ra),
“Sesungguhnya si Polan itu dapat berjalan di atas air.”
Maka dijawab oleh (ra) hamba yang ditetapkan hatinya oleh Allah Taala untuk menyalahkan hawa nafsunya itu lebih besar keramatnya daripada orang yang berjalan di atas air dan terbang di udara.

Berkata Abu Yazid (ra)
“Sesungguhnya jika seorang lelaki mendirikan sembahyang di atas air dan duduk bersila di atas udara, maka janganlah anda terpedaya dengan keadaan demikian hinggalah anda meneliti dan mempastikan sama ada ia ada mengerjakan suruhan Allah Taala dan menjauhi larangan-Nya.”

Seorang memberitahu kepada Abu Yazid (ra) bahawa ada orang mengatakan si Polan itu dapat sampai ke Mekah dalam masa satu malam saja.
Maka dijawab oleh (ra) “Syaitan juga boleh melakukannya dalam sekelip mata saja dari timur ke barat,  padahal ia dilaknati Allah.”
Kata seorang lagi, kepada (ra) “Sesungguhnya si Polan dapat berjalan di atas air.” Maka dijawab oleh (ra), “Ikan di dalam air dan burung terbang di udara, hairankah anda dengan keadaan demikian?”
Berkata Imam Junaid (ra) “Terdinding hati orang-orang yang teristimewa itu (khas) jika hanya tertumpu kepada segala kenikmatan yang lazat yang berupa anugerah Allah Taala dan terhenti kepada keramat-keramat.”

Bagi Ahli Allah, keramat-keramat yang paling baik dan afdhal ialah keramat Ma ‘nawi seperti :
Ma ‘rifat Allah Taala,
Berasa teramat cinta kepada-Nya,
Selalu mengagung-agungkan-Nya,
Berasa malu dan takut kepada-Nya,
Segera menunaikan segala suruhan-Nya
dan menjauhkan segala larangan-Nya,
Melaksanakan ketaatan seperti tidak mengatakan  dirinya  yang melakukan ketaatan dan kebaikan  melainkan nikmat daripada Allah Taala semata-mata, disamping kurniaan dan rahmat-Nya.
Oleh itu, sudah tentu mereka berasa gembira dengan keadaan demikian. Sebagaimana firman Allah Taala:

Ertinya,
“Katakanlah, dengan kurnia Allah Taala dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurniaan Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan (lebih baik daripada mereka yang mengatakan amalannya daripada dirinya sendiri).” (Surah Yunus, ayat 58)
Firman Allah Taala lag:
 Ertinya, “Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah daripada Allah Taala.” (Surah An-Nisa’: 79).
———————————–
Sumber:
KITAB AD DARUN NAFIS
Sheikh Muhammad Nafis Idris Al Banjari

Thursday, February 17, 2011

Cinta Sejati Tsauban Terhadap Nabi

Seorang hamba sahaya bernama Tsauban amat menyayangi dan merindui Nabi Muhammad saw. Sehari tidak berjumpa Nabi, dia rasakan seperti setahun. Kalau boleh dia hendak bersama Nabi setiap masa. Jika tidak bertemu Rasulullah, dia amat berasa sedih, murung dan seringkali menangis. Rasulullah juga demikian terhadap Tsauban. Baginda mengetahui betapa hebatnya kasihsayang Tsauban terhadap dirinya.

Suatu hari Tsauban berjumpa Rasulullah saw. Katanya "Ya Rasulullah, saya sebenarnya tidak sakit, tapi saya sangat sedih jika berpisah dan tidak bertemu denganmu walaupun sekejap. Jika dapat bertemu, barulah hatiku tenang dan bergembira sekali. Apabila memikirkan akhirat, hati saya bertambah cemas, takut-takut tidak dapat bersama denganmu. Kedudukanmu sudah tentu di syurga yang tinggi, manakala saya belum tentu kemungkinan di syurga paling bawah atau paling membimbangkan tidak dimasukkan ke dalam syurga langsung. Ketika itu saya tentu tidak bersua muka denganmu lagi."

Mendengar kata Tsauban, baginda amat terharu. Namun baginda tidak dapat berbuat apa-apa kerana itu urusan Allah. Setelah peristiwa itu, turunlah wahyu kepada Rasulullah saw, bermaksud "Barangsiapa yang taat kepada Allah dan RasulNya, maka mereka itu nanti akan bersama mereka yang diberi nikmat oleh Allah iaitu para nabi, syuhada, orang-orang soleh dan mereka yang sebaik-baik teman." (An-Nisaa': 69) Mendengarkan jaminan Allah ini, Tsauban menjadi gembira semula.

"Wahai manusia, dengarkan dan pahamilah; ketauhilah bahwa Allah memiliki para hamba yang mereka itu bukan para nabi ataupun syuhada. Para nabi dan syuhada ingin seperti mereka, padahal mereka memiliki kedekatan dan kedudukan di sisi Allah."
Seseorang Badui berkata, "Wahai Rasulullah tolong sifatkan mereka kepada kami." Rasulullah lantas tersenyum mendengar ucapan lelaki badui tersebut , dan bersabda, "Mereka adalah orang- orang yang tidak dikenal dan asing, mereka tidak memiliki tali kekerabatan satu sama lain, mereka saling mencintai karena Allah dan menjadi satu barisan. Allah menyediakan mimbar-mimbar dari cahaya, untuk mereka sebagai tempat duduk mereka dan menjadikan wajah dan pakaian mereka bercahaya. Pada hari kiamat manusia diliputi rasa takut namun mereka tidak, mereka adalah wali-wali Allah, mereka tidak merasa takut dan bersedih." (Riwayat Ahmad, di-shahih-kan Al-Albani dalam Shahihut Targhib 3027)

Dari Anas, dia berkata, "Seorang lelaki mendatangi Rasulullah dan berkata, "Wahai Rasulullah, bilakah datangnya kiamat?' Beliau menjawab, "Apa yang telah kamu persiapkan untuk menghadapinya?" Dia menjawab, "Cinta pada Allah dan Rasul-Nya." Lalu beliau bersabda, "Sesungguhnya kamu akan bersama dengan orang yang kamu cintai.'"
Anas berkata, "Sungguh kami tidak merasakan setelah Islam kegembiraan yang lebih hebat dari ucapan Rasulullah, "Sesungguhnya kamu akan bersama dengan orang yang kamu cintai.""
Anas berkata, "Sesungguhnya aku mencintai Allah dan Rasul-Nya, serta Abu Bakar dan Umar. Aku berharap bisa berkumpul dengan mereka meski aku belum beramal seperti mereka." (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Juga sabda Rasulullah,
"Tidaklah seseorang mencintai suatu kaum melainkan dia akan dikumpulkan bersama mereka. ('Riwayat At-Tabrani dan di-shahih-kan Al-Albani dalam At-Targhib 3037).

Bahkan, bersama keturunannya yang mengikuti keimanan, akan digabung oleh Allah  kelak di surga. Allah berfirman,
"Dan orang-orang yang beriman dan diikuti keturunannya dalam keimanan, akan kami susulkan keturunan tersebut kepada mereka (di surga)." (At-Thur: 21)

Rasulullah  bersabda,
"Sesungguhnya di surga terdapa pilar-pilar dari yakut, di atasnya ada kamar-kamar dan zamrud. Kamar-kamar ini memiliki pintu yang terbuka dan bersinar seumpama mutiara." Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah penghuninya?" Beliau menjawab, "Orang-orang yang saling mencintai karena Allah, orang-orang yang duduk bersama karena Allah dan orang-orang yang bersua karena Allah." (Riwayat Al-Bazzar, dilemahkan oleh Al-Albani dalam At-Targhib dan di-hasan-kan oleh para pen-tahqiq At-Targhib).

Moral & Iktibar

- Cinta kepada Rasulullah adalah cinta sejati yang berlandaskan keimanan yang tulen
- Mencintai Rasul bermakna mencintai Allah
- Kita bersama siapa yang kita sayangi. Jika di dunia sayangkan nabi, insyallah kita bersama nabi di akhirat nanti
- Hati yang dalam kecintaan terhadap seseorang akan merasa rindu yang teramat sangat jika tidak bertemu
- Pasangan sahabat yang berjumpa dan berpisah kerana Allah semata-mata akan mendapat naungan Arasy di hari akhirat kelak
- Rasulullah amat mengetahui mana-mana umatnya yang mencintai baginda, meskipun baginda sudah wafat.
- Rasulullah memberi syafaat kepada sesiapa di antara umatnya yang mengasihi baginda
- Sebaik-baik sahabat ialah mereka yang berkawan di atas landasan keagamaan dan semata-mata kerana Allah.

Wednesday, February 16, 2011

Rasulullah s.a.w Dan Penuntut Hutang

Pada suatu hari seorang Yahudi telah datang menemui Rasulullah S.A.W karena hendak menuntut hutangnya. Tetapi cara orang Yahudi itu datang menuntut hutangnya amatlah kasar sekali.

Orang Yahudi itu menghampiri Rasulullah dan dia menarik baju Rasulullah sambil berkata: "Hai keturunan Abdul Mutalib, apakah engkau dari golongan orang yang suka menangguh-nangguhkan hutang". Sikap kasar serta tutur kata yang tidak sopan dari orang Yahudi itu sangat-sangat menyakitkan hati Sayidina Umar bin Khattab yang berada bersama-sama dengan Rasulullah ketika itu.

Dengan jiwa kerasnya dan perasaaan marahnya begitu meluap Syaidina Umar terus membentak Yahudi itu. Rasulullah terkejut dengan sikap Sayidina Umar itu, kerana tidak dapat menahan perasaannya. Walaupun, dimuka rasulullah muncul kemarahaannya tetapi baginda dapat menahan perasaan itu. Lalu baginda berkata kepada Sayidina Umar: "Wahai Umar, saya dan dia, mempunyai urusan sendiri. Biarlah kami berdua yang menyelesaikannya dan janganlah engkau mencampurinya.

Sebaiknya engkau suruh saya bayar hutang itu dengan baik dan suruh dia menuntut hutang dengan baik juga. Sebenarnya masih ada tiga hari lagi tempoh untuk membayar hutang tersebut. Maka baginda menyuruh Sayidina Umar membayar hutang baginda dengan memberi dua puluh liter gandum kepada Yahudi itu sebagai balasan kerana Sayidina Umar telah berlaku kasar terhadap Yahudi itu.

Ketika Yahudi itu melihat kejadian itu tiba-tiba terkeluarlah kata-kata dari mulut Yahudi itu, katanya: "Wahai Umar, semuanya ini adalah merupakan tanda-tanda kenabian. Saya telah dapat melihat tanda-tanda tersebut terbayang di wajah nabi s.a.w. ketika saya memperhatikan wajahnya. Sebenarnya saya ingin mengetahui apakah benar-benar dia seorang nabi. Sebab itulah saya uji dia untuk mengetahui apakah dia seorang yang tinggi akhlaknya dan pemaaf. Sia lalu bersaksi bahwa tiada tuhan yang disembah melainkan Allah dan bahwasanya Muhammad itu adalah utusan Allah".

Begitulah besarnya pengaruh sifat dan sabar Rasulullah s.a.w hingga menyebabkan Yahudi yang mengasari baginda terbuka hatinya untuk memeluk agama Islam".

Monday, February 14, 2011

Qanaah - Kesederhanaan Hidup Rasulullah

KEHIDUPAN Nabi Muhammad s.a.w. sangat sederhana. Pada suatu hari Baginda sedang berehat di rumahnya sambil berbaring di atas tikar yang diperbuat daripada daun-daun tamar. Tiba-tiba, seorang sahabatnya yang bernama Ibn Mas`ud datang menziarahi Baginda. Oleh kerana pada masa itu Rasulullah tidak memakai baju, maka Ibn Mas`ud melihat bekas anyaman tikar itu melekat di tubuh Baginda. Melihat keadaan yang demikian, Ibn Mas`ud bersedih dan menitiskan air mata. Beliau berkata di dalam hatinya: Tidak patut seorang kekasih Allah, seorang pemimpin negara dan seorang panglima tentera hidup dengan cara demikian.

Ibn Mas`ud pun berkata: "Ya Rasulullah, bolehkah saya membawakan tilam ke sini untuk Tuan?''
Rasulullah menjawab, "Wahai Ibn Mas`ud, apalah erti kesenangan hidup di dunia ini bagiku. "Hidup di dunia ini bagiku bagaikan seorang musafir dalam perjalanan jauh, lalu dia singgah sebentar berteduh di bawah pohon kayu yang rendang untuk berehat. Kemudian dia harus berangkat meninggalkan tempat itu untuk meneruskan perjalanan yang sangat jauh dan tidak berpenghujung.''

Dalam suatu peristiwa lain pula, ialah ketika Rasulullah menikahkan puterinya, Fatimah dengan Ali bin Abi Talib. Pada masa itu Baginda menjemput Abu Bakar, Umar dan Usamah untuk membawakan 'persiapan' Fatimah. Mereka tertanya-tanya apakah yang disiapkan oleh Rasulullah untuk puteri tercinta dan menantunya yang tersayang itu? Ternyata, Rasulullah hanya menyiapkan gandum yang telah digiling, kulit binatang yang disamak, cerek dan sebiji pinggan. Apabila mengetahui hal itu, Abu Bakar menangis.

"Ya, Rasulullah, hanya inikah persiapan untuk Fatimah?'' tanya Abu Bakar tersedu-sedan."Ini sudah cukup bagi orang yang berada di dunia,'' jawab Rasulullah menenangkannya. Kemudian Fatimah keluar dari rumah dengan memakai pakaian pengantin yang cukup bagus, tetapi mempunyai 12 tampalan! Tiada perhiasan yang berharga mahal.

Setelah bernikah, Fatimah sentiasa menggiling gandum, membaca al-Quran, mentafsirkan kitab suci dengan hatinya, dan menangis. Itulah sebahagian daripada kemuliaan diri Fatimah. Majlis pernikahan puteri Rasulullah itu memang sederhana kerana kesederhanaan adalah sebahagian kehidupan Rasulullah sendiri. Sebenarnya, Baginda mampu membuat majlis besar-besaran untuk pernikahan puterinya itu dengan meminta bantuan para sahabat yang kaya. Namun, sebagai manusia agung, `kemegahan' tidaklah bermakna kebendaan. Rasulullah ingin menunjukkan kesederhanaan dan sifat qanaah (puas hati), yang merupakan kekayaan yang hakiki.

Baginda pernah bersabda: "Kekayaan yang hakiki adalah kekayaan iman dan dicerminkan dalam sifat qanaah.'' Bersifat qanaah bererti menerima ketentuan Allah dengan sabar, dan menarik diri daripada kecintaan kepada dunia. Iman, kesederhanaan dan qanaah adalah sesuatu yang tidak boleh dipisahkan. Seorang mukmin akan bersikap sederhana dalam hidupnya, dan kesedehanaan itu ditunjukkan daripada sifat qanaahnya.

Rasulullah s.a.w. bersabda: "Qanaah adalah harta yang tidak akan hilang dan simpanan yang tidak akan lenyap.''

Dari Abu Hurairah r.a katanya: "Nabi saw. bersabda yang maksudnya: "Lihatlah kepada orang yang lebih rendah daripadamu dan jangan melihat kepada orang yang lebih tinggi. Itulah tembok yang kukuh supaya kamu tidak menghina pemberian Allah kepadamu.” (Riwayat Bukhari)

Berkata Ibnu Umar r.a bahawasanya Nabi s.a.w telah bersabda : Allah telah berfirman : "Wahai anak Adam! Bukankah apa yang ada padamu itu sudah mencukupi? Mengapa masih minta kelebihan yang akan membinasakan engkau? Dengan sedikit, engkau tak pernah puas. Dan dengan banyaknya engkau tak pernah kenyang! Kalau bangun pagi, sedang engkau sihat walafiat jiwamu pun tenang dan tenteram, makan minum hari itu pun sudah tersedia, apa lagi mahu dengan dunia? Biarlah ia terlungkup!" (Riwayat Ibnu ‘Adi dan Baihaqi)

Sifat qanaah itu sangat dijunjung oleh agama. Nabi s.a.w sentiasa menganjurkan supaya kita sentiasa berqanaah dalam kehidupan, yakni sentiasa merasa puas dan cukup dengan apa yang ada saja. Apa yang telah ditentukan oleh Allah dari rezeki sehari-hari, syukur dan alhamdulillah. Tetapi usaha mestilah diteruskan. Jangan sampai kita berdukacita akan kekurangan rezeki atau penderitaan hidup, kerana itu adalah bahagian kita yang telah ditakdirkan oleh Allah Ta’ala. Segala takdir dan ketentuan dari Allah Ta’ala itu ada hikmatnya. Dia Maha Mengetahui, Maha Adil lagi Bijaksana.

Sebab itu Allah s.w.t menerusi hadith Qudsi ini menyuruh kita berfikir dua kali sebelum kita bersungut. Mungkin penambahan yang kita minta-minta itu akan menyebabkan kita menyeleweng dari jalanNya, menyebabkan kita melampaui batas dalam perintah dan laranganNya. Dengan kelebihan kurnia dariNya itu mungkin kita akan melupakan Tuhan, lalu kita melakukan perkara-perkara yang dimurkaiNya sehingga kita ditimpakan bala dan bencana. Sebab itulah, kita tidak diberikan kurnia itu, disebabkan Allah masih mengasihi kita dan memelihara kita dari penyelewengan yang dipimpin oleh hawa nafsu kita yang jahat itu.

Allah ada berfirman yang maksudnya:"...boleh jadi kamu benci pada sesuatu padahal ia baik bagi kamu, dan boleh jadi kamu suka kepada sesuatu padahal ia buruk bagi kamu. Dan (ingatlah), Allah jualah Yang Mengetahui (semuanya itu) sedang kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)

Selain itu, memang tabiat manusia, jika diberi sedikit sentiasa tidak pernah cukup dan puas, sentiasa meminta tambahan yang banyak. Dan bila diberi banyak pula, tidak pernah tahu berterima kasih dan bersyukur, malah terus meminta ditambah dan ditambah lagi terus menerus. Kemudian firman itu mengingatkan kita; bukankah sudah bagus, kalau kita bangun pagi dari tidor dalam keadaan sihat walafiat, badan kita baik-baik belaka, jiwa kita tenang dan tenteram, tidak ada yang mengganggu. Di samping itu, rezeki yang diberikan sudah pula tersedia dan cukup untuk hari itu. Apalagi yang hendak difikirkan tentang dunia ini! Apalagi yang hendak difikirkan tentang kemewahan dan kesenangan hari esok! Sedang hari esok belum tentu lagi datangnya. Kalau datang pun, bukankah Tuhan telah menjamin rezekinya.

Rasulullah s.a.w bersabda, maksudnya: “Sekiranya anak Adam memiliki satu lembah daripada harta, nescaya ia mahu yang kedua dan sekiranya ia mempunyai dua lembah nescaya ia mahu yang ketiga. Tidak akan memenuhi perut anak Adam melainkan tanah dan Allah sentiasa menerima taubat orang yang bertaubat.” (Riwayat Ahmad)

Saturday, February 12, 2011

Adakah Anda Seorang Yang Ikhlas

KITA mungkin selalu mendengar orang berkata,"saya ikhlas." Tapi itu sekadar adat berbahasa kerana tidak ada siapa pun tahu keikhlasan seseorang. Malah hati sendiri pun susah hendak diteropong sama ada ikhlas atau tidak ikhlas. Tapi sekurang-kurangnya keikhlasan dapat dibaca pada sikap dan tindak-tanduk kita. Cuba-cubalah kuiz ini.......

1. Anda sedang melangkah ke majlis pengajian di surau apabila ada yang menegur. "Rajin ke surau nampaknya, tak lama lagi bolehlah jadi ustazah/ustaz." Reaksi anda?
A. Teragak-agak hendak meneruskan langkah.
B. Terus melangkah dengan sopan sambil berkata, "Amin, mudah-mudahan begitulah hendaknya..."

2. Anda sangat menjaga waktu solat bila bersama rakan-rakan sealiran. Bila berseorangan?
A. Hilang kekuatan dan selalu lewat solat.
B. Alhamdulillah,dapat pertahankan solat pada awal waktu.

3. Ada orang mengutip derma untuk kebajikan. Ketika itu anda hanya ada sedikit wang tapi tidak dapat mengelak. Bicara hati anda?
A. "Hai...melayanglah duit belanja aku..."
B. "Moga-moga Allah nilai dan Allah ganti dengan yang lebih baik."

4. Anda dipuji seseorang. Rasa hati anda?
A. Bangga tidak terperi.
B. Mengembalikan pujian kepada Allah.

5. Anda bermuka manis dan memberi senyuman kepada seorang teman, tapi dia seakan tidak memberi respons sahaja. Komen anda?
A. "Malas nak senyum-senyum lagi kat dia."
B. "Agaknya mood dia tak berapa baik hari ni...Ada masalah agaknya."

6."Amboi! Alim nampak..." tegur seorang kawan apabila melihat anda pertama kali berserban. Reaksi anda?
A. Tersinggung,rasa macam kena perli.
B. Tenang dan masih boleh bermuka manis.

7. Mudahkah bagi anda untuk konsisten membuat sesuatu amalan baik?
A. Susah
B. Mula-mula memang susah, tapi lama-kelamaan rasa seronok pula.

8. Anda dilucutkan jawatan dalam persatuan dan menjadi ahli jawatankuasa biasa. Bicara hati anda?
A. "Tidak ada moodlah nak buat apa-apa lagi...."
B. "Tak apalah, asalkan aku dapat terus berkhidmat bakti."

9. Anda telah bersusah payah menjayakan sesuatu projek, tetapi tiada siapa pun yang menghargai. Reaksi anda?
A. Kecil hati dan hilang mood hendak buat lagi.
B. Tetap bahagia kerana sudah berjaya sambil mengharap Allah terima sebagai ibadah.

10. Anda ternampak seorang wanita daif menggunakan duit sedekah daripada anda untuk membeli rokok. Bicara hati anda?
A. "Tak patut sungguh.Ishh...menyesal pulak sedekah kat dia..."
B. "Tak patut dia buat macam tu.Tapi tak apalah, mudah-mudahan dia dapat hidayah dan moga-moga sedekah aku tetap Allah terima."

(Beri satu markah untuk diri anda bagi setiap jawapan 'B')

ANALISIS MARKAH

10: Anda masih tidak boleh mendakwa sebagai seorang yang ikhlas, kerana keikhlasan itu rahsia Allah.Hanya Allah yang dapat menilainya.Tetapi tanda-tanda keikhlasan sedikit sebanyak ada pada diri anda.Jangan jemu mencari keredhaan-Nya kerana Dia tidak pernah jemu menerima pengabdian daripada hamba-Nya.

7-9: Tahap keikhlasan anda belum sepenuhnya.Tetapi keihlasan boleh diusahakan.Buatlah sebanyak mungkin kebaikan.Walaupun pada peringkat awalnya anda benar-benar tidak ikhlas, mudah-mudahan lama-kelaman apabila kebaikan itu menjadi sebati, akhirnya Allah campakkan keikhlasan di hati kita.jangan lupa berdoa agar Allah masukkan kita ke dalam golongan hamba-hamba-Nya yang ikhlas.

6 ke bawah: Mungkin tahap keikhlasan anda sangat kurang disebabkan anda belum dapat hayati tujuan sebenarnya hidup ini; untuk apa dan kerana siapa.Carilah keredhaan Allah, bukan keredhaan manusia.Bumi yang kita pijak ini milik Allah, kenalah kita berjaga-jaga dengan pandangan Allah.Yakinlah, sungguhpun manusia suka atau tak suka, ia tetap tak menjejaskan kita kalau Allah suka dan sayangkan kita.Kita hidup untuk mengabdikan diri kepada Allah, bukan untuk manusia.